Mencintaimu adalah takdir terindah dalam hidupku. Membuat saraf otakku berhenti seketika saat aliran darah ini memompa namamu. Bertalu kencang saat setiap sentuhan cintamu menghentakan jantungku. Aku mencintaimu dengan dan tanpa alasan. (Y Couple)

Monthly Archives: May 2012

ku menangis tertahan

 

berharap tak terjadi

 

ku menangis terdiam

 

berharap semua ini hanya mimpi

 

tak dapat ku puta

 

roda waktu yang ada

 

ku harus menerima kenyataan

 

kau mencintai dirinya

 

sanggupkah ku tuk bertahan

 

berdiri menunggumu kembali

 

tak ada tawa dan senyum

 

yang tersisa hanya harap sakit

 

percayalah

 

sampai kapanpun

 

aku tetap menunggu

 

dan mencintaimu

 

hingga habis sisa usiaku


Kau adalah cahaya

dalam gelapku

kau adalah tongkat kehidupan

dalam lemahku

kau adalah penyembur semangat

dalam takutku

kau adalah matahari

yang memberikan sinar dalam terangku

kau adalah anugerah

yang telah Tuhan ciptakan untukku

kau adalah tawa

dalam bahagiaku

kau adalah nafas

yang menghidupkan jiwaku

dalam detak jantungku

hanyalah kau

dalam aliran darahku

hanyalah kau

kau adalah imajinasi

yang tak bisa aku raih

kau adalah air

yang tak bisa aku genggam

kau adalah waktu

yang selalu temani langkahku

kau adalah tiram

yang melindungiku

kau adalah raja

yang membuatku berharga

kau adalah cinta

yang tak bisa aku rangkai dengan kata

pengetahuanpun tak bisa

mendefinisikan tentangmu

bahkan

penyair-penyair pun tak bisa

merangkai kata indah

seindah dirimu

aku memujamu

kau adalah segalanya bagiku

dan aku mencintaimu


Tak bisa ku lupa
sentuhan lembut jemari tanganmu
membelai rambutku
tak bisa tergantikan
dirimu dalam hatiku
tak bisa ku menghindar
saat memimpikan dirimu
tak bisa terhapuskan
bayang semu dirimu dalam benakku
tak bisa aku lupakan
semua kenangan tentang kita

kasih,
jauh dasar lubuk hati ini
masih ku mencintaimu
saat ku pejamkan mata hanya ada kamu
saat mata ini tersadar
hanya ada kamu yg terlihat. .
Saat ku dengar lagu cinta
teringat dirimu menyanyikan
untukku. .
Buat apa aku hidup
jika kau masih ada dalam hati ini
buat apa aku berusaha melupakan
jika cinta ini masih besar mencintaimu
tapi,semua itu
hanya sakit yg ku rasa.


Titik-titik embun itu hilang
tepat saat kita berpisah
untaian kata demi kata telah terucap
langit pun seakan ikut
merasakan kesedihan ini
ia mengirimkan setetes demi setetes air hujan
tuk menemani
tangisan dari seorang gadis
tuhan,kenapa sesakit ini?
Kenapa sepedih ini?
Kenapa kau ambil dirinya
untuk selamanya tuhan?
Aku belum sempat meminta maaf 
bahkan mengatakan kalau
aku mencintainya tuhan. . . .
Aku juga belum sempat
memeluknya tuk yang terakhir.
Tuhan,andai waktu bisa di putar.
Aku ingin kembali bersamanya.
Merasakan suka duka bersama.
Jika memang kami di takdirkan untuk tidak bersama didunia ini
izinkan kami bersatu di SurgaMu nanti.
Doa gadis itu dalam tangisnya
seakan malaikat mengamini dengan tangis mereka pula.
Sungguh indahnya cinta mereka
jika tidak di pisahkan
seorang gadis yang terus menangis
menangis dan menangis
kehilangan cinta sejatinya
sungguh ironi memang
sungguh kejam dunia ini.

#hanya cerita


Seorang Yeoja dan namja tengah duduk santai di sofa sambil mengetikan sesuatu di sebuah laptop Apple. Yeoja tersebut rupanya sedang membuat sebuah blog  dan mulai mengetikkan sesuatu. Sang namja pun kreatif kemudian berlalu dan kembali membawa sebuah kertas lebar berwarana putih dan menuliskan sesuatu membuat sang yeoja menghentikan aktivitasnya.

“Untuk apa??” tanya Yera penasaran.

“Untuk mempromosikn blog-mu.”  Yera mengambil kertas itu.

“Biar oppa saja…” ujar Yesung saat Yera mengambilnya.

“Shireo!! Aku saja oppa'” tolak Yera dan membuat Yesung marah dan beranjak meninggalkan Yera.

“YAK!!! Kau marah??”  Yera menarik tangan Yesung dan mencium sekilas pipi Yesung membuat Yesung berbalik dan tersenyum.

“Habis ini, kau cium yang ini neee” bisik Yesung sembari menunjukkan bibirnya, Yera hanya membalasnya dengan sebuah lemparan bantal pada wajah Yesung membuatnya mengerucutkan bibirnya.

“Hahahahaha,” Yera tertawa yang membuat Yesung menggelitiknya.

“Ampuun oppaa…….” pekik Yera

“La…haha..lu…hihi oppha hentikannnn, kita mau memperkenalkan diri…hentikannn,” teriak Yera sembari mencubit pipi Yesung.

“Oke oke, kkjaa kita angkat kertas ini berdua,” ajak Yesung dan Yera mencoba menetralkan pernapasannya.

ANNYEONG HASEYOOOO………..

SELAMAT DATANG DI YEEWOON COUPLE DREAM….!!!!!

Sebuah blog yang menceritakan kisah cinta kami, mimpi kami dan semua tentang kami….

“Dengan saya Kim Jong Woon atau lebih dikenal dengan sebutan Yesung. Seorang ART OF VOICE dari Boyband besar SUPER JUNIOR dan tunangan saya Choi Yera, seorang gadis manis yang mampu meluluhkan saya lewat tatapan matanya yang sejuk dan nyaman, juga dari senyumnya yang manis. tapi bukan karena itu juga aku mencintainya. karena bagiku cinta tidak butuh alasan.”

“Sudah cukup?? Hei ini blog aku, kenapa kau bercuap-cuap panjang lebar???” Yera pura-pura marah.

“Ini juga tentang oppa,” bela Yesung.

“Tapi aku author-nya.”

“Dan oppa sebagai objek dari beberapa Fan Fic-mu.”

“Aish!!!”

“Sudah lanjutkan saja!!!”

“Oke pemirsa!!! Kembali lagi dengan saya CHOI YERA. Seorang author abal-abal.  Yeodongsaeng dari Choi Siwon. Seorang mahasiswa dari Seoul University jurusan Manajemen. Seperti kata Yesung oppa, seorang namja yang aneh dan mempunyai bentuk tubuh tidak prorsional dengan kepala yang besar dan tangan yang kecil dan imut namun TAMPAAAN, kami sudah bertunangan dan akan melangsungkan pernikahan. Aku mencintai namja ini tanpa alasan pasti. karena cinta itu tulus dan tidak bisa didefinisikan dengan apapun juga.”

“Kau jujur seki berkata oppa seperti itu.” Yesung pura-pura marah lalu saat Yera melihatnya…

CHU~

Yesung mencium sekilas bibir Yera membuat Yera menatapnya dengan rona wajah memerah.

“Sudah??? Kalau sudah, kkajja kita pergi kencan.”

“Oke kami pergi dulu, DON’T FORGET FOR VISIT MY BLOG.”

“OUR BLOG,” Yesung memprotes.

“Ne, OUR BLOG.” Yera mengalah

“Gamsahamnidaaaaaaa…..”

QUOTES

JANGAN MENCINTAIKU LEWAT WAJAHKU ATAU APAPUN. JANGAN MEMANDANGIKU DENGAN MATA TAPI DENGAN HATIMU

-YeeWoon Couple-



aku dapat copas dari Kumpulan Fan Fiction

Tittle                                     : Y’s Hurt

 

Author                                  : raeHEEchul

 

FB – Twitter                       : raeHEEchul —- @twoHEEinONE / @nagita0412

 

Genre                                   : Love-Hurt

 

Rating                                   : T-15

 

Lenght                                  : Oneshoot

 

Words                                  : 4,184

 

Main Cast                            : Kim Ye Sung ; Choi Ye Ra

 

Other Cast                          : Choi Si Won ; Jung Hyun Jin ;  Kim Hee Chul ; Choi Rae Hee ; Shin Hye Bin

 

Disclaimer                          : Choi Rae Hee milik Kim Hee Chul. Other cast ? for you guys ^^ . FF nya punya saya.

 

Note                                      : Authorfic, Copyright*

 

Dedicated To                     : Nurul Fatikhah

 

Happy Reading ^^

================================

~Plak!!

Kepala pria itu miring ke kanan karena baru saja mendapatkan tamparan dari sang gadis. Napas gadis itu memburu marah. Matanya merah karena menangis. Hatinya terluka hanya karena satu kata.

Cinta.

“Mulai sekarang hubungan kita berakhir..” ucap si  gadis dengan lantang dan berlalu pergi. Sang pria menoleh dan mengikuti arah gadis itu pergi. Menatap punggung sang gadis dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.

Si pria berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan sang gadis. Menendang sebuah batu kecil untuk melepaskan kesalnya.

Tak jauh dari sana, tanpa sengaja dan tanpa direncanakan, sepasang kekasih yang sudah menjalin sebuah hubungan selama lima tahun lamanya, menatap pertengkaran si pria dan si gadis dengan pandangan prihatin.

Choi Ye Ra dan Kim Ye Sung.

Yera mendongak saat merasakan tangan Yesung menyentuh puncak kepalanya, mengusapnya perlahan. Yera tersenyum saat pria berpandangan kosong itu menatapnya.

“Aku harap kita akan bersamanya, oppa..”

Yesung mengangguk, menyetujui harapan Yera. Lantas keduanya pergi meninggalkan tempat itu.

===========================================

Kim Ye Sung adalah manajer lapangan sebuah perusahaan besar bidang traktor. Petals Enterprise Group. Tugasnya memantau keadaan dimana proyek sedang dilangsungkan. Kali ini, ia masih duduk di balik mejanya, menyelesaikan beberapa laporan sebelum diserahkan kepada atasannya. Dan hanya menunggu perintah untuk bergegas meninggalkan Seoul. Menuju Busan, tempat dimana proyek sedang dilangsungkan.

Yesung mengetuk pintu dan menunggu. Terdengar suara perintah untuknya masuk, lantas ia membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut.

Yesung membungkuk sebentar dan menyerahkan sebuah map berisi dokumen laporan yang baru saja ia selesaikan. Atasannya yang bernama Kim Hee Chul tampak membuka map itu, membalikan lembar demi lembar laporan ditangannya.

Heechul mengambil bolpoinnya di atas meja dan Yesung berkeringat dingin. Sesuai dugaannya, Heechul mencorat-coret beberapa bagian pada laporan Yesung. Sesak. Tapi Yesung memang harus terima itu.

Heechul melempar map itu ke atas meja, nyaris terjatuh jika Yesung tidak segera menangkapnya. “Perbaiki. Ada beberapa kesalahan..” ucap Heechul tampak sibuk lagi dengan pekerjaannya.

“Arraseumnida.. (Saya mengerti)

Yesung pamit dan keluar ruangan. Membuka laporannya dan tersenyum singkat. Setidaknya, coretan itu tidak sebanyak biasanya, yang artinya, kesalahannya semakin hari semakin berkurang bukan? Lantas Yesung melihat jam di tangannya. Waktu menunjukkan pukul dua siang dan ia harus cepat. Hanya punya tiga jam lagi, dan.. ia bisa pulang untuk mengajak Yera makan malam.

****

Heechul menarik bolpoinnya lagi. Yesung tentu saja gugup. Bagaimana jika masih salah? Berarti malam ini ia harus lembur dan membatalkan rencana makan malamnya bukan?

Namun Yesung bernapas lega karena Heechul menandatangani laporannya. Heechul menyerahkan laporan itu dengan ‘layak’ ke tangan Yesung, “minta pada Raehee cap perusahaan. Dan besok pagi kau bisa segera berangkat ke Busan,” ucap Heechul tampak memakai jasnya, bersiap untuk pulang.

Yesung menyahut mengerti. Dia sudah biasa jika mendapatkan tugas secara mendadak untuk pergi ke luar kota. Yesung bergeser dari tempatnya berdiri dan mempersilahkan Heechul untuk berjalan duluan. Yesung menutup pintu dan segera berlari ke tempat Raehee. Syukurnya, gadis itu baru bersiap untuk pulang.

“Minta cap. Kwanjangnim (Direktur/atasan) sudah menandatanganinya..” pinta Yesung sambil menyodorkan map itu pada Raehee. Gadis itu menghembuskan napasnya sekilas dan merogoh tas kecilnya, mencari benda yang dibutuhkan.

“Gomawo..”

“Ne..” balas Raehee singkat.

Yesung kembali ke ruangannya dan bersiap untuk pulang. Sebelum keluar, ia menelepon Yera untuk bersiap karena Yesung akan segera menjemputnya.

======================================

“Kali ini kemana?” tanya Yera membelai rambut Yesung yang menjadikan pahanya sebagai sandaran kepala.

“Busan. Besok pagi..” jawab Yesung, matanya masih terpejam merasakan belaian kasih dari Yera.

“Berapa hari?”

“Mollaseo. Jika cepat selesai maka akan cepat pulang juga. Atau, jika kwanjangnim menyuruhku kembali walau perkerjaannya belum selesai, aku juga akan kembali.. Waeyo??” Yesung membuka matanya dan menatap wajah Yera.

“Anniya.. Hanya saja, aku merasa kalau aku akan sangat merindukanmu..” jawab Yera pelan, menghentikan gerakan tangannya di kepala Yesung.

“Memangnya setiap hari  kau tidak merindukanku?” Yesung cemberut, namun tetap tidak merubah ekspresi Yera yang terlihat murung. Merasa tidak diacuhkan, Yesung menegakkan tubuhnya dan membimbing wajah Yera untuk menatap Yesung.

“Aku akan kembali, Yera-ya. Hal ini kan sudah biasa. Ada apa denganmu?”

“Mollaseo, oppa.. Hanya saja aku merasa, aku tidak ingin kau pergi..”

Yesung tersenyum dan menarik kepala Yera dalam dekapannya. “Geokjonghajima.. (jangan khawatir).. Aku selalu ada bersamamu..”

Yera mengangguk dan Yesung mengecup puncak kepala Yera dengan lembut.

========================================

Seoul.

Yera mengunci pintu apartemennya dan berbalik. Langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sangat dikenalnya sedang berdiri dengan wajah yang tersenyum pada Yera. Yera balas tersenyum dan mendekati pria itu.

“Siwon-ah.. Etteohkke jiseyo (apa kabarmu) ?” sapa Yera pada Siwon. Pria itu mengangkat bahunya sekilas.

“Seperti yang kau lihat. Baik-baik saja.. Kau sendiri?” tanya Siwon balik.

“Sangat baik. Kapan kau tiba di Seoul?”

“Bagaimana kalau minum kopi? Mengobrol seperti ini tidak terlalu nyaman.. Apa kau sibuk? Sepertinya kau ingin pergi?” tawar Siwon yang dibalas anggukan oleh Yera, “ne. Aku hanya ingin ke supermarket saja. Kajja..” ujar Yera dan mereka berdua bergegas pergi dari gedung apartemen Yera.

****

“Gelar master-ku sudah kutempuh dalam waktu 3 tahun. Dan aku bekerja di perusahaan di Amerika selama 4 tahun. Tapi merasa bosan, aku memutuskan keluar dan mencari pekerjaan disini. Bagaimana dengan kau?” Siwon menatap Yera.

Yera adalah kekasih Siwon tujuh tahun yang lalu. Mereka berpisah baik-baik karena Siwon harus meneruskan S-2 nya di Amerika. Keduanya sama sekali tidak bisa long distance relationship, maka.. perpisahan yang menyakitkan harus dipilih juga.

“Aku? Guru musik di salah satu sekolah..” jawab Yera seadanya dan Siwon mengangguk. Lama Siwon menatap Yera hingga membuat gadis itu risih.

“Yera-ya.. Bogoshippo…” ucap Siwon lembut. Pria itu menggenggam tangan Yera yang terbebas di atas meja. Siwon merasa aneh karena Yera hanya tersenyum, gadis itu meloloskan tangannya dari genggaman Siwon.

“Wae geurae (ada apa) ?” Siwon mengernyit.

“Mianhae, Siwon-ah.. Aku sudah punya kekasih..” ucap Yera yang membuat Siwon membelalakan matanya. Seharusnya ia tidak harus terkejut karena hubungan mereka memang sudah berakhir lama. Tapi mengetahui kalau Yera sudah mempunyai hubungan dengan pria lain, membuat Siwon sedikit sesak.

Siwon berusaha menampilkan wajah normalnya lagi. Lantas ia menyenderkan punggungnya di senderan bangku di belakangnya.

===========================================

Busan.

“Tuan Kim?”

Yesung tersentak saat sekretarisnya selama di Busan mengagetkannya. Yesung buru-buru meraih kertas-kertas di atas mejanya dan menelitinya lagi. Lantas sadar satu hal, Yesung mendongak.

“Err.. Hyunjin-ssi, hubungi semua kepala bagian. Aku akan mengadakan rapat sekarang..”

“Arraseumnida..”

Hyunjin berbalik dan melangkah pergi, menjalankan perintah atasannya.

****

Yesung menatap kopi yang berada di hadapan wajahnya, lantas mendongak untuk melihat siapa yang menyodorkan kopi tersebut. Yesung menemukan Hyunjin –sekretarisnya- sedang tersenyum. Lantas Yesung mengambil gelas itu dengan tersenyum juga.

“Gomawo..”

“Ne. Apa Tuan sedang dalam masalah? Sejak tadi siang tiba, saya melihat Anda begitu murung. Maaf atas kelancangan saya..”

“Anniya (tidak). Nan gwaenchana (Aku baik-baik saja). Geokjonghajima,”

Hyunjin mengerti dan pamit pergi. Meninggalkan Yesung yang kembali termenung di kursi pemantau proyek.

=================================

Seminggu sudah Yesung berada di Busan. Yesung dan Yera sudah terbiasa dengan keadan seperti ini. Hanya mengandalkan ponsel dan jaringan internet untuk saling berhubungan. Kepercayaan adalah kunci yang di pegang Yesung dan Yera dalam menjalankan hubungan mereka. Maka dari itu, meski keduanya sering terpisah jarak dan terlibat dalam waktu yang sama-sama sibuk, mereka tetap saling memiliki hingga hubungan mereka berjalan selama lima tahun.

Keduanya merasakan rindu tentu saja. Dan biasanya, jika Yesung sudah pulang dari kota, Heechul akan memberikannya libur satu hari untuk beristirahat yang sama sekali tak pernah di manfaatkan Yesung. Pria itu akan menemui Yera dan berada di samping gadis itu sepanjang hari. Obat dari rindu yang sudah menjalar hingga dasar hatinya.

Namun keadaannya sekarang berbeda. Pesan singkat yang biasa dikirimkan setiap dua jam sekali, kini berganti menjadi paling banyak tiga kali sehari. Saat keduanya saling mengingatkan untuk ‘tidak lupa makan’.

Yesung. Proyek di Busan ini terlalu banyak menyita waktu dan tenaganya. Fokus dan konsentrasi tinggi sangat di butuhkan disini. Terlalu banyak masalah dalam pembangunan di Busan. Mulai dari tanah yang sukar digali. Bahan-bahan bangunan yang ternyata sempat dicuri secara diam-diam oleh pekerja dan lain sebagainya.

Beruntungnya, Yesung mempunyai sekretaris yang cerdas dan cekatan, sehingga Yesung tidak harus menggunakan 100 persen kemampuan yang ada di dirinya. Hyunjin juga memenuhi kebutuhan hidupnya di Busan. Makanan yang dimakan Yesung sehari-hari adalah buatan Hyunjin. Jika Yesung kelelahan, Hyunjin juga-lah yang akan menyelesaikan tugas-tugas Yesung.

Dan Yera. Guru musik yang juga sedang sibuk mempersiapkan dan menjalankan ujian praktek murid-muridnya. Konsentrasinya sangat dibutuhkan dalam menilai musikalitas murid-muridnya. Yera pun tak jarang lupa waktu makan dan sempat membuat gadis itu terserang flu.

Siwon –sang mantan yang sudah menetap lagi di Seoul- sempat memarahi Yera karena sakitnya itu. Dan sejak saat itu, Siwon selalu mengingatkan Yera untuk makan, tak jarang juga Siwon ‘menculik’ Yera dari sekolah hanya untuk memaksa gadis itu makan.

Pengujian hubungan Yera dan Yesung. Disaat keduanya terpisah jarak dan hanya mengandalkan teknologi untuk saling menghubungi. Sedangkan keduanya sudah terbiasa untuk saling melengkapi, kini.. semua itu mencapai titiknya.

Berbeda dengan ‘perpisahan’ sebelumnya. Jika mereka terpisah, setidaknya rasa rindu karena benar-benar merasakan seseorang yang dibutuhkan itu terasa nyata. Sayangnya, baik di kedua belah pihak, posisi itu sudah tertempati.

Yesung, yang akan selalu merasa rindu akan masakan Yera, perhatian Yera dan senyuman Yera yang membuatnya semangat menyelesaikan tugasnya agar bisa kembali ke Seoul dengan cepat. Kini semua itu tergantikan oleh kehadiran Hyunjin.

Yera, yang terbiasa dengan sikap hangat Yesung, pujian Yesung akan masakanya, perhatian Yesung yang membuatnya tetap tersenyum dan semangat. Kini semua itu tergantikan oleh kehadiran Siwon.

Keduanya masih merasakan rindu. Tapi tidak lagi setebal biasanya. Inikah cobaan hubungan mereka?

Sampai pada akhirnya, hubungan itu harus berakhir karena suatu alasan.

Hari itu, saat Siwon jatuh sakit. Baik Yesung maupun Yera, keduanya merasakan sesak di dada.

=======================================

Satu Tahun Kemudian.

 

Yera masih bekerja sebagai guru musik. Namun aksi ajarnya tidak-lah seperti satu tahun lalu, atau tahun-tahun sebelumnya. Yera lebih menjadi pendiam jika kelas sudah berakhir. Gadis itu juga sudah tidak terlihat aktif lagi.

Tujuh bulan yang lalu, tepat saat Yesung mengakhiri hubungan cinta mereka yang sudah berjalan selama lima tahun, Yera jatuh sakit. Dia dilarikan kerumah sakit karena ditemukan pingsan di apartemennya. Rekan guru-nya, Shin Hyebin, merasa heran karena sudah tiga hari Yera tidak juga datang ke sekolah, maka Hyebin memutuskan melihat Yera di apartemennya dan menemukan gadis itu pingsan di bednya. Dokter mengatakan, kalau Yera dehidrasi parah. Tubuh Yera sama sekali tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman.

Tentu saja. Mana bisa ia makan disaat hatinya hancur? Mana bisa ia minum disaat air dari matanya terus mengalir? Mana bisa ia beraktivitas disaat nyawa dan jiwanya berada di tempat terpisah dari raganya?

Tubuh Yera kurus kering dan ia sering sakit. Hyebin sudah meminta cuti akan aktivitas mengajar Yera di sekolah dan gadis itu tinggal di apartemen Yera karena sang dokter mengatakan, Yera jangan sampai ditinggal sendiri.

Patah hati.

Begitu buruk ya??

Saat itu, Siwon –orang yang menghancurkan hubungan Yera dengan Yesung- datang ke apartemen Yera. Tentu saja Yera marah dan mengusir pria itu. Yera benci. Sangat membenci Siwon dengan segenap hatinya. Ia muak dan benar-benar memaksa Siwon untuk tidak pernah menampakkan wajahnya lagi di hadapan Yera.

Keterpurukkan bukan hanya dirasakan oleh Yera, Yesung-pun merasakan hal yang sama. Keduanya, tanpa disadari masing-masing, masih terikat dalam suatu hubungan yang sulit untuk dijelaskan. Koneksi hati dan pikiran mereka masih tersambung. Jika yang satu merasakan, yang lain juga ikut merasakan.

Apa yang terjadi pada Yera, Yesung bisa merasakannya. Saat Yera jatuh sakit, Yesung juga demam tinggi. Saat Yera tiba-tiba kehabisan napas, Yesung merasakan sesak. Saat jari Yera teriris sebilah pisau, Yesung merasakan nyeri pada jari yang sama.

Begitu juga sebaliknya. Saat Yesung terjatuh dari lantai dua di tempat proyek dan kakinya patah, Yera tidak bisa berjalan tanpa suatu sebab yang jelas. Saat Yesung merindukan Yera, gadis itu tiba-tiba menangis karena juga merasakan hal yang sama.

CINTA.

Satu kata yang juga menyebabkan tumbuhnya keegoisan. Keduanya, sama-sama bertahan dalam posisi kesendirian. Yera tentu saja, masih mencintai Yesung dan berharap hubungan mereka kembali membaik. Yesung, pria yang memutuskan Yera, lebih mempertahankan ego dan gengsi untuk tetap bertahan sendiri. Padahal, jauh di dalam lubuk hatinya, Yesung masih mencintai Yera, dengan sangat.

Berbeda dengan Yera yang menjalani hidup selama satu tahun sendirian, Yesung mempunyai Hyunjin yang bisa membangkitkannya dari keterpurukkan. Yesung menyayangi sekretarisnya itu meski rasa cinta untuk Yera jauh lebih besar.

Siapa yang sangka kalau ternyata Hyunjin adalah cinta pertama Yesung yang terpisah. Keduanya terpisah karena Hyunjin harus pindah ke luar negeri saat mereka sama-sama berumur 17 tahun. Yesung tak menyadari kalau cinta pertamanya adalah Hyunjin  yang menjadi sekretarisnya. Semua itu terungkap saat Hyunjin menemani Yesung dalam saat-saat keterpurukkan Yesung yang berpisah dengan Yera.

Hari itu, saat Yesung demam tinggi, Hyunjin berada di apartemen Yesung dan menjaga serta merawat pria itu. Saat itu Hyunjin menemukan sebuah gelang yang pernah diberikan Hyunjin sebelum mereka berpisah. Dari situlah, kenyataan itu terungkap.

Hyunjin tahu posisinya dan Yesung yang baru saja ditinggalkan. Hyunjin selalu menghibur Yesung hingga pada akhirnya keduanya menjalin cinta dua bulan yang lalu.

Mendengar hal itu tentu saja Yera lebih terpuruk lagi. Walau cinta diantara mereka masih begitu besar, namun saat takdir mengatakan kalau mereka harus berpisah dan tidak mungkin kembali karena ada orang ketiga diantara mereka, apa yang bisa mereka lakukan?

Keduanya hanya menjalani kehidupan sebagaimana mestinya dijalankan.

Selain mendengar kalau Hyunjin adalah cinta pertama Yesung, hal lebih menyakitkan terkuak. Yesung mendekati Yera karena saat Yesung pertama kali melihat Yera, gadis itu mirip dengan Hyunjin yang baru dua tahun pergi dari Yesung.

Pertemuan mereka saat perkenalan kampus. Saat itu Yera berusia 17 tahun dan Yesung 19 tahun. Yesung yang masih belum bisa melupakan Hyunjin, mencoba mendekati Yera dengan harapan kalau dirinya bisa terus mengingat Hyunjin. Tapi kenyataannya, pelampiasan itu justru berbuah suatu hubungan dengan cinta yang dalam. Yesung justru bisa melupakan keberadaan Hyunjin yang perrnah ada di hidupnya.

===================================

=FlashBack=

 

“Yeoboseyo?” Yera mengangkat panggilan yang menampakkan nama Siwon di layar ponselnya.

 

“Yeoboseyo, Yera-ya..” Yera mengernyit saat mendengar suara Siwon yang sedikit serak. “Siwon-ah.. musem iriya? (Ada apa?)” tanya Yera kemudian.

 

“Nan.. Appo (Aku sakit).. ehem.. bisa kau menolongku? Aku sendirian..”

“Neo? YA! Siwon-ah.. ne, aku kesana. Telepon dokter oke?” Yera menyahut cemas. Sebagai teman dan seseorang yang pernah berhubungan dekat dengan Siwon, tentu saja Yera merasa cemas. Sambil menelepon, gadis itu mengambil sweaternya dan berjalan keluar apartemen, menuju apartemen Siwon.

 

“Ne. Aku tunggu. Gomawo~ (Terima kasih)

“Ne.”

****

“YAK! Badan saja yang besar tapi ternyata kau mudah sakit, payah.” Yera mencibir sambil meletakkan handuk dingin untuk mengompres dahi Siwon. Pria itu hanya tersenyum simpul.

“Untung saja hari ini aku sedang tidak sibuk. Jadi aku bisa datang..”

“Memangnyya kalau kau sibuk, kau tidak akan datang?”

“Tentu saja tidak..”

Siwon merengut. Pria itu masih menyayangi Yera. Saat tahu kalau Yera mempunyai seorang pria dalam hidupnya yang menggantikan posisi Siwon, tentu saja Siwon tidak terima begitu saja. Pria itu seringkali menghabiskan waktu bersama Yera untuk mencoba menyadarkan Yera kalau Siwon-lah yang berada di dekatnya. Tapi, Siwon merasa kalau hal itu sia-sia. Yera sama sekali tak mengacuhkannya. Masih sama. Hanya menganggap Siwon sebagai mantan dan seorang teman.

“Waeyo?” tanya Yera saat menyadari Siwon hanya terdiam menatap Yera.

“Anniya..” jawab Siwon, masih melihat Yera. Merasa tak nyaman, gadis itu berdiri.

“Aku akan memasak makanan untukmu, jadi aku bisa pulang. Tunggu sebentar oke?”

Yera berbalik dan tiba-tiba tangannya di genggam Siwon cukup erat. Sebelum menyadari apa yang terjadi, tubuh Yera sudah terkunci diatas bed dengan Siwon berada di jarak yang cukup dekat diatas tubuh Yera.

“Si-Siwon-ah.. a-apa yang aku lakukan??” tanya Yera dengan tergagap. Tangannya tidak bisa digerakkan karena cengkraman Siwon yang cukup kencang.

“Nan.. Aku.. Aku masih mencintaimu, Yera-ya..”

Tanpa aba-aba lagi, Siwon melumat bibir Yera. Membungkam kata apapun yang hendak keluar dari mulut gadis itu. Memaksa. Dan Yera berontak. Sulit karena posisinya tidak menguntungkan terlebih lagi kekuatan Siwon yang luar biasa. Yera membuka mulutnya dan menggigit bibir Siwon sekencang yang ia bisa dan merasakan anyir darah dimulutnya.

Siwon melepaskan ciumannya dan meringis keskitan. Hal itu memberikan kesempatan Yera untuk menendang pria itu. Siwon oleng karena memang kondisi tubuhnya yang sedang demam tidak menguntungkan. Yera berlari keluar apartemen Siwon dengan wajah yang basah. Ketakutan dan kecemasan. Serta airmata.

Yera merogoh tasnya dan menemukan nama Yesung berkedip-kedip di layar.

Di Busan, perasaan Yesung mendadak tidak nyaman. Pria itu terus saja gelisah seharian dan membuat seluruh konsentrasinya terpecah. Merasa ada yang tidak beres dan perasaannya mengatakan terjadi sesuatu pada Yera, pria itu memutuskan untuk menelepon Yera.

Cukup lama Yesung menunggu. Dan membuatnya bertambah cemas. Setelah percobaan panggilan kedua, akhirnya Yesung bisa mendengar suara Yera.

“Yera-ya? Neo gwaenchana?” tanya Yesung dengan cemas saat mendengar suara Yera yang sedikit berat.

 

“Eung (ya). Hanya sedikit flu, sudah mendingan.. Ada apa, oppa?”

“Anniya.. hanya tiba-tiba aku gelisah dan terpikir dirimu. Ternyata benar kalau kau sakit..”

 

“Tapi sudah mendingan kok..”

“Syukurlah..”

Keduanya sama-sama tediam, lalu Yesung tiba-tiba berbicara, “Oh iya, besok aku akan kembali ke Seoul selama dua hari dan setelah itu kembali lagi ke Busan karena pekerjaan disini memang belum selesai. Kita jalan?”

Yera terdiam.

“Yera-ya?”

 

“Ne?”

“Kau benar-benar baik-baik saja?”

 

“Ne, oppa. Nan gwaenchana. Ehm.. besok? Ya, baiklah. Tentu saja.. Sampai ketemu besok, oppa..”

“Ne. Jaga dirimu, chagi (sayang.. [untuk panggilan])..”

 

“Ne, oppa..”

Yesung mematikan sambungannya dan tersenyum saat melihat foto Yera terpampang menjadiwallpaper layar ponselnya.

Di Seoul, Yera terduduk lemas dan menangis. Ia dicium oleh Siwon yang artinya mengkhianati Yesung kan? Meski semua itu murni karena Siwon yang memaksa, tetap saja Yera tidak bisa menolak. Lalu dia harus bagaimana? Masih sanggupkah Yera untuk bertemu muka dengan Yesung disaat hatinya merasa berdosa?

****

“Jaljayo.. (selamt malam/selamat tidur)” Yesung mengecup kening Yera lembut saat mereka sudah sampai di pintu apartemen Yera. Yera terpejam, semakin merasa bersalah kepada Yesung yang sudah bersikap sangat hangat kepadanya. Tanpa disadari, Yera merasakan tangan Yesung mengusap pipinya yang ternyata telah ternodai oleh airmata.

“Kau kenapa? Kenapa menangis? Apa masih sakit?” tanya Yesung cemas

“Anni. Hanya saja aku merasa bahagia bisa bersamamu, oppa..”

Yera melihat Yesung tersenyum. Oh Tuhan.. bisakah ia menyimpan kejadian lalu untuk selamanya? Sanggupkah??

Yesung menarik Yera kedalam pelukannya, mengusap rambut gadis itu perlahan. Lantas mengecup lembut puncak kepala Yera.

“Na do..” ucap Yesung kemudian.

****

Di Busan, Yesung masih saja merasa gelisah. Sejak empat hari yang lalu ia mengajak Yera jalan-jalan dan gadis itu lebih banyak diam, Yesung merasa kalau Yera menyembunyikan sesuatu. Tapi gadis itu sama sekali tidak mengatakan apapun kepada Yesung dan membuat Yesung semakin penasaran.

Sejak hari itu, Yesung terus menanyakan keadaan Yera yang selalu dibalas dengan kata ‘baik-baik saja’. Dan hati Yesung mengatakan, ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada Yera tapi gadis itu bersikukuh mengatakan tidak ada apa-apa.

Yesungpun semakin gentar memaksa Yera untuk mengatakan apa yang terjadi. Sampai saat itu ditelepon, Yera mengatakan semuanya.

Yera mengatakan kehadiran Siwon.

Yera mengatakan siapa Siwon.

Yera mengatakan apa yang Siwon lakukan untuk membuat rasa rindu Yera akan Yesung sedikit terbayar.

Yera mengatakan ciuman itu.

Dan Yesung. Ia marah dan sakit hati.

Kenapa Yera tidak pernah mengatakan itu padanya?

Jika Yesung tidak bertanya, Yera tidak akan menceritakannya kan?

Lalu untuk apa hubungan selama lima tahun ini jika masih saja ada yang disembunyikan?

Bukankah kejujuran dan kepercayaan yang selalu mereka junjung?

Dan perbuatan Yera kali ini, yang telah membohongi Yesung dan juga berniat untuk menyembunyikannya, membuat Yesung memutuskan hubungan mereka.

Pria itu marah, tentu saja. Dan juga sakit hati.

 

=FlashBack END=

 

==========================================

Han Park. Waktu Sekarang.

 

Yera tak tahan lagi. Antara Yera dan Yesung seringkali bertemu secara tidak sengaja, tapi keduanya seperti orang asing yang tidak saling kenal. Perasaan cinta itu masih ada dan masih sama besarnya seperti dulu.

Yera duduk dan menunggu. Hari ini gadis itu meminta Yesung untuk menemuinya. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya untuk diungkapkan. Setidaknya, sebelum ia meninggalkan negara ini dan mencoba melupakan apa yang sudah terjadi.

“Sudah lama? Maaf… Tadi ada rapat..”

Yera menoleh dan melihat Yesung berdiri tanpa menatapnya. Yesung melihat kearah sungai atau mungkin ke arah orang-orang di sekitar tempat mereka berada sekarang.

“Gwaenchana.. aku juga baru datang. Duduklah..” ucap Yera. Sekuat hati mengontrol emosinya agar tangisnya tidak pecah. Ia juga tidak memandang ke arah Yesung karena takut pertahannya runtuh. Yera bergeser sedikit menjauh saat Yesung sudah mulai duduk di kursi taman disebelahnya.

“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Yesung, masih menghadap kurus kedepan.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Yera, mencoba menciptakan suasana rileks di sore ini.

“Baik-baik saja. Kau?”

“Seperti yang mungkin kau lihat…”

Yesung menoleh sekilas, lantas menghadap kedepan lagi, “Sepertinya juga baik-baik saja..” ucap Yesung kemudian.

“Begitulah..”

Jeda sejenak diantara mereka. Yera menarik napasnya dalam dan menghembuskannya perlahan.

“Bagaimana hubunganmu dengan cinta pertamamu?”

Yesung menoleh dan menatap Yera cukup lama. Lebih lama dari tatapan sebelumnya. Gadis yang merasa di perhatikan itu juga menoleh, melihat ke arah Yesung juga. Sungguh, keduanya saling merindukan dan sangat ingin saling memeluk, tapi perbedaan itu begitu nyata.

Bersamaan, keduanya membuang pandangannya kedepan.

“Baik-baik saja. Jika tidak ada hal yang penting, aku ingin pergi. Aku ada janji..” ucap Yesung dan ia segera berdiri. Sabelum melangkah lebih jauh, kakinya terhenti saat Yera berbicara..

“Aku tidak menyangka saat kau memintaku untuk menjadi kekasihmu, itu adalah alasanmu untuk melupakan cinta pertamamu yang meninggalkanmu. Kau tahu? Mendengar hal itu membuatku bertambah sakit. Sangat sakit hingga aku tak punya keinginan untuk hidup lagi. Tapi aku berpikir, jika aku mati karena dirimu, hidupku akan sangat tidak berharga bukan? Mati untuk orang yang kucintai, sekaligus kubenci sekarang.”

Yesung masih diam. Ia masih berdiri membelakangi Yera yang sudah menitikkan air matanya. Gadis itu melanjutkan..

“Kenapa aku membencimu? Tentu saja ! Siapa manusia di dunia yang tidak merasa benci jika mengetahui kenyataan itu? Aku berusaha setia dan percaya padamu. Aku mengatakan hal-hal yang jujur selama hubungan kita –diluar insiden terakhir yang sama sekali tidak sanggup untuk kukatakan- tapi ternyata pada akhirnya aku mengetahui kalau pernyataan cintamu padaku dulu hanya sebuah pelampiasan.. Betapa bodohnya aku bukan?”

Masih bergeming. Yesung menutup matanya. Ia merasakan sakit di hatinya saat Yera mengatakan hal itu. Tentu saja ketika Yera mengatakan semua hal yang baru saja ia dengar, gadis itu juga merasakan pisau mencabik-cabik hatinya.

“Aku mohon.. Katakan kata-kata yang bisa membuatku membencimu. Aku sungguh ingin melupakanmu dan belajar untuk membencimu. Aku sangat tersiksa karena setiap hari, setiap aku memikirkanmu, aku menangis. Aku terus memimpikanmu berada disisiku lagi. Dan itu menyakitkan kau tahu? Karena apa yang terjadi tidaklah sesuai dengan apa yang kulihat di dalam mimpi. Tapi yang aku sadari.. Semakin aku mencoba untuk membencimu, aku semakin menyadari betapa aku sangat mencintaimu. Aku mencintaimu..”

Yera berdiri dan bergegas pergi tepat saat Yesung berbalik dan memanggil gadis itu dengan lantang.

“Yera-ya !!”

Yera berhenti namun tak berbalik. Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Yesung saat ia baru saja mengatakan hal-hal buruk tentang pria itu.

“Aku minta maaf. Waktu itu aku memang melihatmu yang mirip dengan Hyunjin, maka aku mendekatimu. Tapi seiring berjalannya waktu dan hubungan kita yang semakin dekat. Aku melihatmu. Aku melihat Choi Ye Ra seutuhnya. Aku melihat kalau Yera bukanlah Jung Hyun Jin yang meninggalkan aku. Aku mencintaimu dengan tulus. Aku mencintaimu sebagai Choi Ye Ra. Itu yang harus kau tahu. Dan yang perlu kau ketahui juga, baik aku maupun kau, kita sama-sama tidak bisa saling membenci, karena aku juga mencintaimu..”

Buliran bening mengalir dari mata indah Yesung. Ia juga terluka, tentu saja. Jika kau berada diposisinya saat ini, hal itu pasti menyakitkan bukan?

Yesung melihat Yera berjalan semakin menjauh. Ia pun juga berbalik pergi menuju mobilnya terparkir. Meletakkan kedua tangannya di stir kemudi. Mengabaikan panggilan telepon dari Hyunjin. Pikirannya hanya terfokus ke masa lalu. Saat dirinya bertemu dengan Yera.

 

Yera yang saat itu menjadi mahasiswi baru dan langsung menarik perhatian Yesung.

“Namaku Kim  Ye Sung..”

 

“Aku Choi Ye Ra, sunbaenim..”

 

Yera yang saat itu kelelahan dan nyaris pingsan saat berlari keliling lapangan.

“Kau tidak lihat dia sudah pucat hah? Bawa keruang dokter!!”

 

Saat Yesung menyanyikan lagu cinta untuk Yera namun gadis itu tidak menyadarinya.

 

“Eh?  Apa kau bilang? Siapa yang bernyanyi barusan?”

 

 

 

Yera yang saat itu begitu terkejut atas pernyataan cinta Yesung.

 

“Maukah kau menjadi yeojachinguku?”

 

“A-aku.. Aku..Aku mau sunbaenim..”

 

 

 

Yera yang selalu ada disaat Yesung merasakan lelah.

 

“Jangan lupa makan, oppa. Aku menyayangimu..”

 

 

 

Yera yang begitu terluka.

 

“Aku mohon.. Katakan kata-kata yang bisa membuatku membencimu. Aku sungguh ingin melupakanmu dan belajar untuk membencimu. Aku sangat tersiksa karena setiap hari, setiap aku memikirkanmu, aku menangis. Aku terus memimpikanmu berada disisiku lagi. Dan itu menyakitkan kau tahu? Karena apa yang terjadi tidaklah sesuai dengan apa yang kulihat di dalam mimpi. Tapi yang aku sadari.. Semakin aku mencoba untuk membencimu, aku semakin menyadari betapa aku sangan mencintaimu. Aku mencintaimu..”

 

 

“Mianhae (maafkan aku).. Yera-ya..” ucap Yesung lirih.

“SARANGHAE..” ucap keduanya bersamaan di tempat yang berbeda. Dengan rasa yang sama. Terluka.

THE END___________________________________________

*) Copyright adalah Hak hukum (dalam hal ini) seorang penulis untuk memperbanyak, menerbitkan, mengedarkan hasil tulisannya. Ia memiliki hak atas tokoh-tokoh ciptaannya, berikut jalinan ceritanya. Penulis FF tidak mempunyai hak hukum atas tokoh-tokoh canon, ia hanya bisa meng-klaim OC-nya dan ide cerita.  

Jangan cuma jadi SILENT readers, jadilah readers yang baik. Apalagi yang termasuk kedalam Beta Reader.

 

Beta Reader yaitu  pembaca suatu FF yang menganalisis kelemahan dan keunggulan FF tersebut. So, SHOW YOUR WORDS, GUYS ^^


Seorang gadis tengah duduk di hamparan rerumputan di sebuah taman kota. Gadis itu menengadahkan kepalanya menatap awan, punggungya ia sandarkan pada batang pohon.

Ia sedang mendengarkan musik terlihat dari sebuah headset yang menempel di kedua telinganya. Ia menoleh saat namanya dipanggil oleh sorang gadis lain memakai dress selutut berwarna kuning.

Choi Yera – nama gadis lain itu menghampiri sahabatnya – Lee Hyo Sun – yang tengah duduk di hamparan rumput. Setelah sampai Yera mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan meyambar air mineral yang akan diminum oleh Hyo Sun membuat Hyo Sun mendelik kearahnya dan Yera hanya membalasnya dengan senyuman tanpa dosa setelah ia menenggak habis air mineral itu.

“Kau kenapa??” Tanya Hyo Sun menatap wajah Yera dan menghempaskan tubuhnya di atas rumput.

“Aku BAHAGIAAAAAAAA……” teriak Yera sembari berdiri dan jingkrak-jingkrak yang justru mengundang pandangan aneh dari semua pengunjung taman. Hyo Sun yang sedang berbaring dengan terpaksa kembali duduk dan menarik pergelangan tangan Yera agar gadis itu tidak melakukan hal yang lebih memalukan seperti tadi.

“Kau gila Yera-ya!!!” cibir Hyo Sun tapi justru membuat Yera memeluknya dengan sangat erat.

“Ye… uhuk uhuk… rrraaa….” ujar Hyo Sun ketika pelukan Yera membuatnya hampir mati karena tercekik. Yera yang menyadari sahabatnya tercekik oleh ulahnya segera melepaskan pelukan dan tersenyum dengan wajah tanpa dosa. Kemudian ia menghempaskan tubuhnya dan memejamkan mata, senyuman pun tidak terlepas dari bibir mungilnya,  gurat bahagia yang begitu jelas membuat Hyo Sun mendecak kesal karena ia sebagai korban ekspresi kebahagiaan Yera.

“Kau aneh sekali Yera-ya,” ujar Hyo Sun sembari ikut menghempaskan tubuhnya di atas rumput tepat di samping Yera.
“Hahahaha aku tidak peduli. Kau tahu Hyo Sun-ah, aku sudah dilamar oleh namjachingu-ku,” ujar Yera teramat senang sembari duduk dan memutar tubuhnya agar menghadap Hyo Sun yang tengah berbaring.
“Jinjja?! Hahaha kurasa namja itu sudah gila karena telah melamar gadis aneh macam dirimu Yera-ya,” ujar Hyo Sun sembari ikut duduk dan tepat saat ia memutar tubuhnya agar berhadapan dengan Yera, Yera terlebih dahulu menoyor kepala Hyo Sun dan mencibirnya. Hyo Sun hanya mendelik, sungguh ia sangat kesal atas sikap Yera hari ini terhadapnya.
“Kau belum tahu, ralat kau sudah tahu namja itu siapa mengingat kau adalah ELF, tetapi kau belum mengenalnya secara langsung. Dan kupastikan kau akan patah hati olehnya,” papar Yera secara menggebu-gebu.
“Benarkah?? Ckckck,” tanya Hyo Sun dengan maksud mengejek.
“Aku berani bertaruh tentang itu,” ujar Yera memamerkan evil smirk-nya yang ia pelajari dari Cho Kyuhyun.
“Jika aku tidak patah hati, aku akan membunuhmu Yera-ya,” ujar Hyo Sun cekikikan.
“Boleh saja, tapi jika kau patah hati aku juga akan membunuhmu…”
“Dan sebelumnya aku akan membunuh calon suamimu itu,” tambah Hyo Sun menyela perkataan Yera dan kembali Yera menoyor kepala Hyo Sun.
“Aish!! Jinjja!!” pekik Hyo Sun, Yera hanya tertawa melihat ekspresi kesal Hyo Sun. Ia benar-benar senang, sampai-sampai ia menjahili sahabatnya yang terkenal dengan sifat dinginnya kepada semua orang, terkecuali dirinya.

 
Ya, Yera dan Hyo Sun adalah sahabat sejak mereka kecil dan rumah mereka yang bertetangga. Mereka terkenal di Universitas Seoul karena kepribadian yang unik dan bertolak belakang. Sifat Yera yang ‘terkadang-kadang’ mampu menyeimbangi sifat Hyo Sun yang misterius, dingin dan susah ditebak.

Dua hal yang unik diantara mereka. Pertama adalah saat salah satu akan melakukan suatu keinginannya harus mendapat persetujuan dari satu sama lain. Mau tidak mau harus dituruti. Kedua adalah walaupun mereka bersahabat, saat menginjak remaja, baik Yera maupun Hyo Sun mereka berjanji untuk tidak memberitahu siapa namjachingu mereka sampai mereka menikah nanti.

Yera memandang langit, sesekali ia tersenyum karena melukis wajah namjachingu-nya-Yesung- dengan jari telunjuknya di langit, lalu ia kembali menghempaskan tubuhnya. Sedangkan Hyo Sun ia kembali mendengarkan musik melalui ipad-nya.

 

“Kau tahu Hyo Sun-ah, apa yang membuatku bahagia selain aku akan menikah dengan orang kucinta?” ujar Yera sembari memejamkan matanya seolah sedang menerawang sesuatu.
“Hmm…” Hyo Sun menatap lekat wajah Yera menantikan apa yang akan dikatakan Yera selanjutnya.
“Hal yang paling membuatku bahagia di dunia ini adalah mempunyai sahabat sepertimu. Sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara kembarku. Sahabat yang mampu membuatku merelakan apapun yang kupunya demi kebahagiaanya. Bagiku kau tetap menjadi nomor 1,” ujar Yera tetap memejamkan matanya dan membuat senyuman terlukis di bibir Hyo Sun.

 

“Walaupun terkadang kau menyebalkan dan misterius sehingga aku tak mampu menebak apa yang kau pikirkan, kau tetap sahabatku. Aku menyayangimu Hyo Sun-ah lebih dari aku menyayangi namjachingu-ku…” ujar Yera menggantung dan menarik nafas untuk melanjutkan ucapannya.
“Kalian adalah dua orang yang berarti dalam hidupku. Dan jika aku dengan kalian dalam posisi bahaya atau kita sedang tenggelam di samudra dan hanya ada satu perahu yang cukup untuk dua orang saja, aku ingin kalian lebih dahulu selamat. Walaupun aku mencintai namjachingu-ku dan tidak bisa bernafas tanpanya, tetapi aku jauh tidak bisa bernafas lagi tanpamu. Pokoknya apapun yang terjadi, kau tetap sahabatku dan aku akan selalu memaafkanmu jika kau melakukan kesalahan.” Yera menggenggam kalung yang berbandul cincin pemberian Yesung.

 

Ia benar-benar bahagia seakan ia hanya orang yang ada di dunia ini sendiri. Ia ingin meluapkan semua rasa bahagia itu. Hyo Sun, ia terharu. Sungguh ia juga bahagia mempunyai sahabat seperti Yera. Mereka terus bercengkerama di taman itu. Tak jarang pula mereka saling meneriaki satu sama lain, menjitak dan menyentil dahi. Tidak memperdulikan pandangan aneh dari pengunjung taman.
“Hyo Sun-ah,” panggil Yera sembari memamerkan senyum jahilnya.
“Ne, waeyo?” tanya Hyo Sun dengan hati-hati karena melihat senyuman Yera.
Satu kelemahan dalam diri Hyo Sun, dengan sifatnya yang misterius, ia selalu menjadi korban keusilan Yera tanpa mampu membalasnya.

 

“Kkajja! Kita pergi kencan,” ujar Yera cekikikan sembari berdiri dan menyeret Hyo Sun.
“YAK! YAK! Lepaskan aku! Kau pikir aku namja, huh?!” pekik Hyo Sun sembari meronta melepaskan diri.

 

Yera menyipitkan matanya dan melihat Hyo Sun dari atas sampai bawah, ia mendecak tidak percaya bahwa Hyo Sun bukanlah seorang namja.
“Ye, kau bukan yeoja! Lihatlah penampilanmu! Kau memakai jeans dengan kaos longgar seperti namja dirangkap dengan kemeja namja juga, dan lihatlah rambut panjangmu justru kau tutup dengan topi,” cibir Yera sembari membuka topi dan membiarkan rambut Hyo Sun tergerai tertiup angin.
“Apa dulu kau juga tidak seperti ini, huh?! Kau bahkan sering berkelahi dengan beberapa namja sekaligus. Kemarikan topiku!!” sungut Hyo Sun sembari mengambil topi dari tangan Yera.
“Yak! Itu sebelum aku mengenal cinta. Dan sekarang aku sudah berubah!!” ujar Yera membela diri sembari menyeret kembali Hyo Sun.
“Aish! Kau jangan menyeretku seperti ini!! Aku bisa sendiri!!” dengus Hyo Sun.

 

Mereka terus melempar cacian saat mereka berjalan menjauhi tempat yang mereka duduki tadi sampai pandangan mata Hyo Sun tertuju pada dua namja yang salah satunya namja yang ia cintai.
“OPPAAA…” teriak Hyo Sun sambil berlari menghampiri namja itu yang akan memasuki sebuah mobil mewah.

Yera pun ikut berlari menyusul Hyo Sun. Ketika sampai di tempat, Yera terkejut siapa kedua namja itu, kedua namja yang kini sudah melajukan mobilnya, membuat hati Hyo Sun mencelos. Hyo Sun menangis, sesuatu yang tidak biasa baginya juga bagi Yera yang melihatnya. Yera mengusap air mata Hyo Sun dan memeluknya.

 

“Kita pulani aku akan mengantarmu,” ajak Yera lembut.
“Anniyo, aku bisa pulang sendiri Yera-ya,” tolak Hyo Sun dengan nada tinggi sembari melepaskan pelukan Yera.
“Arra.. Kau pulangnya hati-hati.” Yera khawatir dengan keadaan Hyo Sun. Ia ingin mengantarkan Hyo Sun pulang, ia takut terjadi sesuatu yang buruk padanya. Tapi, Yera juga mengerti niat baiknya tidak akan diindahkan oleh Hyo Sun.
Ya, semenjak Hyo Sun pindah rumah, tinggal di apartement sendiri dan tidak lagi bertetangga dengannya, Hyo Sun seperti menutup diri. Hyo Sun tidak suka jika siapapun berkunjung ke apartement-nya termasuk Yera yang notabene adalah sahabatnya. Yera menghela nafas ketika Hyo Sun berjalan tertatih meninggalkan dirinya.

 

Benar-benar bukan Hyo Sun yang ia kenal.
Yera merogoh ponsel di tas miliknya. Ia memencet tombol dial seperti ingin menghubungi seseorang.

 

 

~oOo~

 
Secret person POV

 

 

Aku berjalan terus tanpa henti, tidak perduli pandangan aneh dari semua orang, ingin sekali aku mengejarnya mengejar cintaku.
Tapi apa mungkin? Dia tidak pernah memandangku.

 

Tidak pernah menganggapku lebih. Hatiku sakit, teramat sakit. Aku benar-benar mencintainya, mencintainya lebih dari apapun. Semua akan kuberikan termasuk nyawaku jika ia memintanya.
Bodoh. Aku memang bodoh karena terlalu mencintainya. Menyesal? Hahaha aku tidak akan menyesal untuk mencintainya.

 

Apapun yang terjadi dia harus menjadi milikku!!

 

Tak terasa aku telah sampai di pintu apartement-ku, aku tekan tombol angka kelahirannya sebagai password apartement. Kulihat apartement-ku kacau seperti tak terurus. Aku hanya tersenyum kecut, aku terus melangkah menuju kamarku tanpa berniat untuk membersihkannya.

 

CKLEK

 

Kini aku masuk ke kamarku, kamar bernuansa biru gelap. Pandanganku tertuju pada semua foto seorang namja, namja yang membuatku gila karenanya. Kembali. Aku menitihkan air mata, air mata sakit. Bukan, mungkin bukan air mata cinta.

 

Aku mendekat pada sebuah foto berukuran besar, aku menciuminya layaknya aku mencium namja itu secara langsung. Aku menjilatinya. Detik kemudian aku hancurkan semua benda yang ada. Aku berteriak histeris dan menangis. Aku terduduk dengan melipat kakiku sebagai penyangga tubuhku.
Aku melihat ada sebilah pisau yang tergeletak begitu saja di kamarku. Dengan mata masih berat karena tangisan aku mengambilnya. Lalu aku berdiri lagi dan menatap intens foto namja itu.

 

Kugoreskan huruf demi huruf membentuk sebuah nama, nama cintaku di lengan tangan kiriku. Sakit. Tentu saja terasa sakit, tapi hatiku lebih sakit. Cinta yang tak pernah terbalas.
“KAU LIHAT INI APA?! INI NAMAMU OPPA!!” teriakku pada fotonya.
“Aku mencintaimu, bisakah kau membalasnya? Aku tidak peduli sakitnya seperti apa. Aku benar-benar mencintaimu,” lirihku dengan menancapkan pisau itu di dinding kamarku. Tetesan darahku pada pisau itu, aku menjilatinya. Lengan tanganku pun aku menjilatnya.

Aku keluar menuju dapur, dan kuambil segenggam garam dan kembali lagi untuk menunjukkannya pada namja itu. Aku taburi luka pada lenganku ini. Perih. Tentu saja.
“HAHAHAHAHAHAHAHAHA.” Aku tertawa ironis. Tiba-tiba tubuhku oleng, aku terjatuh dan semuanya menjadi gelap.

 
~oOo~

 

 

One Week letter

 

 

Author POV

 

 

Seorang yeoja tengah berbaring di sebuah ranjang. Matanya terpejam dengan suhu badan cukup tinggi.
Yeoja itu dengan tidak sadar menarik sprei. Keringat bercucuran dari dahinya. Tubuhnya ia arahkan ke kanan dan ke kiri secara kasar.

 

“Opppaaaaaa…..” teriak Yera-yeoja itu-membuat seorang namja bertubuh kekar menghampirinya dengan begitu khawatir.
“Yera-ya! chagi! Kau kenapa?” tanya Siwon panik dan memnagmbilkan air mineral yang ia ambil dari sisi tempat tidur Yera lalu meminumkannya. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan Siwon, ia justru memeluk tubuh Siwon dan menumpahkan tangisannya pada pelukan Siwon. Siwon mengerti, ia pun membelai rambut Yera dengan lembut. Ia tidak akan memaksa Yera untuk menceritakan apa yang Yera mimpikan sampai Yera sendiri yang mau bercerita kepadanya.
“Oppa…” panggil Yera disela tangisnya.
“Ne…” jawab Siwon masih membelai rambut Yera.
“Ak…aku….aku…” ujar Yera terbata dan masih terisak.
“Sudahlah chagi, kalau kau belum tenang, jangan cerita dulu,” ujar Siwon dengan lembut.

 

“Anniyo, aku… tadi…aku….bermimpi buruk oppa. Yesung oppa…dia….dia….dia meninggalkanku untuk selamanya oppa… Aku takut.” Tangis Yera kembali pecah.
“Sudahlah chagi, Yesung hyung tidak akan meninggalkanmu, ia begitu mencintaimu. Kau percaya padanya kan? Kalau kau percaya padanya, kau pasti yakin ia tak akan meninggalkanmu. Itu hanya bunga tidur saja. Kau kembalilah tidur,” ujar Siwon lembut sembari membelai rambut Yera.
“Oppa temani aku tidur, aku takut sendiri.” Yera masih sesenggukan dan mencoba berbaring sambil tetap memegang erat tangan Siwon.
“Ne, oppa akan menemanimu chagi,” ujar Siwon.
Kiranya Yera sudah terlelap, Siwon dengan hati-hati melepaskan genggaman Yera, ia menyelimuti Yera dan mencium keningnya kemudian ia beranjak pergi dari kamar Yera dan masuk ke kamarnya.
Diambilnya ponsel yang berada di sisi ranjangnya dan langsung menghubungi seseorang.
“Yeobseyo..”

 

“…”
“Hyung, Yera bermimpi buruk lagi, dan ini sudah ketiga kalinya ia bermimpi yang sama secara terus menerus.”

 
“…”
“Dia sudah istirahat kembali, tetapi tubuhnya masih lemah.”
“…”
“Kau tahu sendiri kan kalau anak itu anti terhadap obat. Sekalinya ia minum obat, ia hampir over dosis. Sepertinya ia mau minum obat jika kau sudah memarahinya.”
“…”
“Ne hyung.”

 

Siwon memutuskan sambungan teleponnya. Ia menghela nafas berat. Ia teringat saat sebelum Yera jatuh sakit. Yera bercerita kalau sahabatnya tidak bisa dihubungi sampai-sampai ia sakit karena kekhawatirannya pada sahabatnya itu. Sungguh Siwon tidak mengerti jalan pikiran Yera. Siwon menyandarkan punggungnya di headboard. Semenjak Yera sakit, ia harus menemani dan menjaganya. Bersyukur Yesung selaku tunangan Yera juga ikut menjaga Yera.

 
~oOo~

 

 

Sore itu Yesung tengah bersiap-siap akan menemui Yera. Setelah ia mengisi sebuah acara, ia kembali ke dorm dan mengganti pakaiannya dengan lebih casual. Saat hendak memutar knop pintu keluar dorm, ia menoleh saat seorang namja berbadan kecil menghampirinya yang menenteng sebuah bingkisan.
“Hyung… Kau tidak berniat melupakan ini bukan??” namja itu menyerahkan bingkisan tersebut.
“Ah ne, gomawo Wook-ah. Joa, rasa buburnya bagaimana?”
“Menyedihkan hyung,” sambar Kyuhyun yang tetap fokus memainkan PSP-nya.
“Annio, rasanya enak. Apakah Yera mau memakan bubur? Ehm, maksudku bukannya ia tak suka bubur hyung?”
“Ne, tapi hari ini aku akan memaksanya. Kalau tidak mau makan bubur, dia mau makan apa? Nasi atau kimchi saja ia tak nafsu.”
“Betul hyung, dia memang aneh.”
“Dia aneh sepertimu hyung!” tambah Kyuhyun yang masih bermain PSP di sofa.
“Diam kau setan kecil!!” Yesung melemparkan sepatu yang ada di dekatnya kepada Kyuhyun, dan Kyuhyun hanya mendengus kesal setelah sebuah sepatu mendarat sukses di kepalanya.
“Wook-ah, gomawo.” Yesung pun berlalu dari dorm.

 
~oOo~

 

 

Di perjalanan Yesung menyempatkan untuk menghubungi Yera sampai-sampai ia kehilangan fokus menyetir.

 
CIITT

 
Yesung mengerem mendadak saat ia merasa akan menabrak seorang yeoja. Yeoja itu terjatuh karena tersentak. Yesung segera keluar untuk melihat keadaan yeoja tersebut.
“Ahgassi, neo gwenchana?” tanya Yesung sembari membantu yeoja itu berdiri.
“Gwencha…” ucapan yeoja itu terputus saat matanya memandang sosok Yesung.
“Oppa… Yesung oppa…” ujar yeoja itu dengan mata masih memandang lekat wajah Yesung. Pandangan aneh menurut Yesung, pandangan ingin memiliki, pandangan terluka. Ia segera membalik badan setelah ia membungkukan badannya pada yeoja itu. Dengan cepat Yesung melajukan mobilnya. Di dalam mobil, sesekali Yesung melihat yeoja itu dari kaca spion, yeoja tersebut masih terpaku.

 

~oOo~

 
Seorang gadis kembali mengukir sebuah nama di lengan tangan kanannya dengan sebuah silet.
Gadis itu duduk di pojok ruangan kamarnya sembari menangis tersedu-sedu. Detik kemudian gadis itu menghapus air matanya dan menatap lurus dengan tajam sebuah foto seorang namja. Pandangan penuh cinta dan juga penuh kebencian. Seulas senyuman sinis terlukis di bibirnya. Kemudian ia tertawa begitu lirih dan berteriak.

 

Darah yang bercucuran tidak membuat gadis itu merasa jijik, ia justru kembali menjilatnya. Gadis itu juga mengacak rambutnya sendiri. Mata yang bengkak menambah penampilannya seperti orang gila.
“KENAPA KAU MENGACUHKANKU BEGITU SAJA?! TIDAKKAH KAU LIHAT BAHWA AKU SANGAT SENANG BERTEMU DENGANMU?! APAKAH KAU TAKUT MELIHATKU, HUH?! HAHAHAHAHAHAHAHA..” gadis itu dengan indah memukul tangannya pada sebuah cermin yang terletak di samping kanannya.

 

 

~oOo~

 

Yesung telah sampai di apartement Yera, ia ingin segera menemui Yera, tetapi langkahnya terhenti saat Siwon memanggilnya.
“Hyung!!” Yesung pun menoleh.
“Yera tidak ada di kamarnya, dia sedang menikmati semilir angin sore di taman belakang apartement ini,” ujar Siwon sembari duduk di sebuah sofa.

 

Yesung melangkah menuju sebuah taman. Taman bunga dengan berbagai macam bunga, baik dari Korea maupun dari negara lain, semua menjadi satu di taman ini. Taman yang sengaja diciptakan oleh keluarga Choi sebagai hadiah ulang tahun putrinya Choi Yera yang ke-17 tahun. Taman yang terletak di belakang apartement Yera.

 

Di sebelah kanan terlihat rumah kaca untuk macam bunga yang tidak cocok dengan cuaca Korea. Di tengah-tengah ada sebuah ayunan, di depan ayunan tersebut ada sebuah air mancur dengan desain yang indah. Di sebelah kiri terdapat kumpulan pohon yang rindang. Semuanya beralaskan rumput hijau dan terawat.

 

Yesung terus melangkah sampai ia terhenti di belakang sebuah ayunan yang tengah diduduki oleh Yera. Sedangkan Yera sendiri duduk dengan mata terpejam menikmati hembusan angin. Ia tidak tahu kalau Yesung sudah ada di belakangnya sampai Yesung mengalungkan tangan kanannya pada leher Yera sedangkan tangan kirinya membawa sebuah bingkisan. Yera terlonjak, ia memutar kepalanya menatap siapa pemilik tangan itu. Ia tersenyum manakala pemilik tangan itu memutar kearahnya dan duduk tepat di sampingnya.

 

“Sedang apa kau di sini??” tanya Yesung sembari membuka bingkisan yang ia bawa.

“Melihat langit…”

“Makan ini,” Yera menoleh kemudian ia mengernyit.

“Kau tak suka???” tanya Yesung dengn wajah murung yang dibuat-buat.

“Anniyo, suapi…..” rengek Yera manja. Yesung pun menyuapi Yera, ia tahu kalau Yera tak suka bubur, namun tetap dipaksakan.

“Habis ini minum obat.” perintah Yesung berhasil membuat Yera membulatkan matanya.

“Akuuuuu……”

“Kau tak suka???  Walau ini permintaan oppa??”

“Baiklah, mana obatnya?” Yera pasrah.

“Ini obatnya chagiiiii,” sambar Siwon.

Yera menghela nafas berat. Sungguh ia tak suka minum obat. Yera memulai meminumnya, sedangkan Yesung dan Siwon hanya tersenyum geli ketika Yera hampir memuntahkannya kembali. Keadaan cuup membaik dengan tahu diri(?) Siwon meninggalkan mereka berdua.

Lama mereka menikmati senja di taman itu. Keadaan Yera yang memang kurang baik membuatnya mengacuhkan tingkah Yesung. Yesung yang menyadari sikap Yera itu, segera membalikkan badan Yera agar menghadapnya.

“Kau kenpa?” tanya Yesung membuat Yera menangis seketika. Walau ia tahu kenapa Yera sampai menangis , ia terenyuh.

“Uljimaa….” Yesung merengkuh tubuh Yera ke pelukannya dn mengelus lembut punggung Yera.

“Aku takut oppa….. Aku sangat takut. Takut kehilanganmu, takut jika kau meninggalkanku selamanya,” papar Yera disela tangisnya membuat Yesung melepaskan pelukannya.

“Kau tidak percaya oppa??” tanya Yesung membuat Yera menundukkan kepalanya.

“Jika kau percaya oppa, tanamkan dalam hatimu bahwa oppa tidak akan pernah meninggalkanmu, walau itu sebatas mimpi pun oppa tidak akan pernah meninggalkanmu. Satu menit, satu hari atau bahkan selamanya oppa akan selalu ada di sampingmu. Seumur hidup oppa, oppa akan selalu mencintaimu. Jikalau oppa pergi, tunggulah di taman ini, oppa pasti akan kembali untuk menemuimu.” Ucapan Yesung seketika seperti menghipnotis Yera untuk berhenti menangis.

“Kau janji oppa?? Kau tidak akan berbohong padaku??” Yesung hanya tersenyum. Senyuman begitu lembut.

“KKajja, kita masuk ke dalam, nanti kau masuk angin,” ujar Yesung dengan tiba-tiba menggendong tubuh Yera.

 

~oOo~

 

 

Seminggu telah berlalu, kini Yera sudah kembali ceria. Ia dan Yesung hari ini pula akan pergi ke toko butik untuk mencoba pakaian pengantin mereka.

“Neomu kyeopta,” ujar Yesung tanpa sadar ketika Yera keluar dari kamar ganti memakai gaun pengantin berwarna putih yang elegan dan terlihat sangat polos. Mata Yesung pun tidak sekalipun berkedip saat Yera dengan anggun ber jalan menghampirinya.

“Gomawo oppa,” bisik Yera tepat saat ia telah sampai di samping Yesung yang memakai setelan tuxedo putih.

“Ahgassi, bisa bantu potret kami sebantar??” tanya Yesung pada penjaga butik.

“Ye.” penjaga butik itu memotret Yesung dan Yera yang berpose sangat indah dan alami.

Yesung menatap lembut manik mata Yera, begitupun Yera. Pandangan mereka yang penuh dengan cinta seakan ingin menghentikkan waktu untuk sementara.


[Siwon] Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul
[Yesung] Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi
Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom

[Ryeowook] Neoui ttatteuthan geu soni chagapge, chagapge shikeo isseul ttae
Neoui ganghaetdeon geu maeumi nal karopge sangcheo badasseul ttae
[Donghae] Naega jaba julge anajulge salmyeoshi, geugeoseuro jakeun iroman dwendamyeon johgesseo
Eonjena deo maneun geol haejugo shipeun nae mam neon da mollado dwae

[Kyuhyun] Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon
Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae georeo watdeon shiganboda nameun nari deo manha

[Heechul] Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul
[Eunhyuk] Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi
Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom

[Yesung] Naui ganan haetdeon maeumi nunbushige jeomjeom byeonhaegal ttae

Jakeun yokshimdeuri deoneun neomchiji anhge nae mamui geureut keojyeogalttae
[Sungmin] Argo isseo geu modeun iyuneun bunmyeonghi nega isseo ju-eotdaneun geot geu, geot ttak hana ppun
Eonjena gamsahae naega mankeum geuri jalhal su iggenni yeah

[Leeteuk] Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon
Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae georeo watdeon shiganboda nameun nari deo manha

[Ryeowook] Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul
[Heechul] Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi
Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom

[Eunhyuk] Itjanha jogeum aju jogeum na sujupjiman neon molla sokeun taeyangboda tteugeoweo nae mam jom arajweo
TV show-e na oneun girl deureun mudae-eseo bichi nandedo neon eonjena nunbushyeo ([Shindong] naega michyeo michyeo baby)
Saranghandan neoui mare sesangeuk da gajin nan You & I, You’re so fine neo gateun saram isseulkka
[Shindong] Saranghae oh, negeneun ojik neoppun iran geol babo gateun na-egeneun jeonburaneungeol arajweo

[Kyuhyun] Gateun gireul georeo wasseo urin seoro dalpagago itjanha nolla-ul ppuniya goma-ul ppuniya saranghal ppuniya

[Sungmin] Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi
Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul
[Siwon] Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi
Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom
[Ryeowook] Neo gateun saram tto eobseo


Drrt     Drrttt   Drrttt

Getar ponsel membuat seorang gadis seketika tersentak dan terbangun dari lelapnya tidur. Gadis itu mengernyit sesaat setelah ia membaca pesan tersebut. Sekilas ia melirik jam yang bertengger pada dinding kamarnya, waktu masih menunjukkan pukul 06.00 KST, kembali ia memastikan pesan tersebut dan ia menyunggingkan seulas senyum setelah membaca pesan dari kekasihnya.

From: My Turtle Prince

Good Morning my love. Don’t forget to breakfast, aku juga sudah memasakkan sarapan untukmu. Kiss love for you.:*


Yera – nama gadis itu – turun dari tempat tidurnya, ia juga masih memakai piyama birunya, ia ingin mengambil segelas air putih untuk ia minum, kebiasaan paginya.

Saat ia membuka pintu kamarnya, kakinya tidak sengaja menendang sebuah kotak berukuran sedang dibungkus dengan kado berwarna biru, ia ambil kotak itu dan berlari kecil ke dapur dan kembali lagi ke kamarnya.

Yera membuka kotak itu dan tersenyum manis saat melihat isinya, sebuah gaun cantik nan indah berwarna putih murni selutut dengan bagian dada sedikit terbuka, gaun itu disanggah (?) dengan tali spagheti, pada bagian pinggang terdapat beberapa renda dan manik-manik yang berasal dari arah bagian dada, terlalu minim pikir gadis itu, karena memang ia tidak menyukai pakaian minim selain di rumah, ia juga menemukan sepasang sepatu high heels 15 cm, sangat tipis lebarnya, warnanya senada dengan gaun tersebut dengan tali mengikat pada kaki saat dikenakan. Ia mengernyit saat ada selembar kartu ucapan berbentuk love berwarna muda jatuh di pangkuannya. Gadis itu membuka dan membaca isinya.

Mentari pagi begitu cerah, tapi ia tak mampu mencerahkan hatiku selain dirimu. Berikanlah senyum manismu padaku agar sang mentari merasa tak bisa lagi tersenyum seperti dirimu, sehingga ia tak mampu lagi mencoba menelisik pada jiwaku. Aku merindukanmu, begitu merindukanmu, tak pernah ku hentikan hati ini untuk mencintaimu, merindukanmu. Pakailah gaun ini, aku tahu kau tak suka berpakaian terlalu minim, tapi setidaknya kau bisa menunjukannya HANYA PADAKU.

Cepatlah mandi, di depan sudah ada supir yang akan mengantarmu, menuju ke tempatku berada, jangan tanya aku ada di mana, tapi tanyalah pada hatimu, di mana aku berada.

Your Turtle Prince

-Yesung- 

 


Gadis itu kembali tersenyum oleh tingkah kekasihnya, ia tak tahu dari mana kekasihnya belajar romantis seperti ini, bukankah ia terlalu diam tanpa tahu bagaimana memperlakukan seorang gadis dengan begitu romantis. Mungkinkah Lee Donghae yang mengajarinya? Pikir gadis itu. Ya, Yesung adalah salah satu member dari sebuah boyband terkenal Super Junior, Yera bertemu dengan Yesung saat sebelum Yesung bergabung dengan pihak SMent, tetapi hubungan mereka harus berakhir karena ego masing-masing.

~oOo~

Saat Yera sedang memoles wajahnya dengan make-up natural, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

From: My Turtle Prince

Jangan terlalu cantik saat berdandan, kau sudah cantik nan indah. Jika kau berdandan terlalu cantik, yang ada semua mata mengagumi keindahan wajahmu. Aku tidak suka itu, keindahan wajahmu hanya untuk pandangan mataku saja.


Yera kembali tersenyum setelah membaca pesan tersebut. Diedarkannya pandangan mata Yera mencari sosok kekasihnya dan kembali tersentak saat sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya.

From: My Turtle Prince

hahaha kau mencariku? Jangan kau cari di mana aku, tentu saja aku tahu karena aku berada di hatimu, selamanya di hatimu. Jadi turuti saja apa kataku. Arra?!!

To: My Turtle Prince

ye ye ye, arrasseo!

Usai membalas pesan tersebut, Yera kembali memoles wajahnya dan sentuhan terakhirnya adalah ia memakai Lipbalm warna merah muda pada bibirnya yang tipis nan mungil. Dan ia tersenyum manakala kembali sebuah pesan masuk ke ponselnya.

From: My Turtle Prince

sudah kubilang bukan? Kau jangan terlalu cantik. Apa kau sengaja membuat semua namja menginginkan bibirmu yang mungil itu? Apa kau sengaja membuatku bernapsu untuk menciummu? Hahahaha

Yera mengernyit kesal saat membaca pesan itu. Kenapa Yesung kekasihnya juga menjadi evil seperti ini? Apakah ini ajaran CHO KYUHYUN namja evil dongsaeng kesayangannya di Super Junior? Pikir Yera. Ia pun membalasnya.

To: My Turtle Prince

ini agar semua namja melihatku dan bernapsu untuk menciumku!! Hahaha, tapi hanya satu yang akan aku izinkan. Namja beruntung itu adalah kau oppa! JADI BERHENTILAH MENGAWASIKU DENGAN TELEPATI ANEHMU ITU!!  :p

 

~oOo~

Yera berjalan menuju ruang makannya, terlihat begitu sepi, karena memang Yera hanya tinggal sendiri di sebuah apartemen, orang tuanya ada di Eropa untuk menjalankan bisnis mereka, sedangkan sang kakak Choi Siwon sibuk dengan aktifitas Super Juniornya, terlebih lagi kegiatan syutingnya.

Yera melanjutkan studinya di Universitas Seoul jurusan manajemen. Sesampainya di ruang makan, Yera menggeser kursinya untuk duduk dan mengambil sarapannya berupa bubur kacang hijau kesukaannya, yang dimasak oleh sang kekasih.

Alih alih menyantap bubur kacangnya, ia mendapat satu pesan lagi dari kekasihnya – Yesung.

From: My Turtle Prince

enak? Itu masakanku, yang Wookie ajarkan semalam. Habiskan! Kalau tidak oppa akan menciummu habis-habisan.

Hahahaha

 


To: My Turtle Prince

oppa, apa kau tidak ada pekerjaan huh?! Selalu mengawasiku!!

 

From: My Turtle Prince

tak ada. Selain di Super Junior, pekerjaanku hanya memandang wajah indahmu, dan memperhatikan setiap senyuman manis yang terukir oleh bibirmu dan kupastikan tak ada rasa bosan dalam hatiku untuk itu.

To: My Turtle Prince

kau berlebihan oppa!!!


Wajah Yera bersemu merah oleh kalimat-kalimat yang dilontarkan Yesung melalui semua pesannya, untung saja Yesung tak ada di sini, jika ada Yera pasti mendapat ejekan oleh Yesung.

Usai sarapan, Yera kembali ke kamarnya dan mengambil tas miliknya, namun pandangannya terhenti saat melihat sosok dirinya pada pantulan cermin, terlalu aneh berpenampilan seperti ini, dengan mengikat tinggi-tinggi rambutnya.

Pikirnya. Ia memutuskan untuk menggeraikan rambut hitam lurus panjangnya tanpa di apa-apakan dan hanya memakai bando putih sebagai hiasan rambutnya.

Yera segera keluar kamarnya, dan segera menemui supir yang diutus oleh Yesung kekasihnya, saat ia akan membuka pintu apartemennya, seseorang telah terlebih dahulu menekan bel pintunya.

Yera membuka pintu tersebut dan tebelalak saat sosok namja tinggi berkulit putih membawa sebuket anggrek kesukaannya. Siapa namja tersebut, Yesung kah?? Pikir Yera. Namun dugaannya salah, namja tersebut adalah CHO KYUHYUN, Yera menahan tawanya, ia sangat hafal betul kalau Kyuhyun tidak suka diperintah, kalau bukan karena ancaman game miliknya dimusnahkan atau disita.

“Yera-ya, ini untukmu! Cepat temui Yesung hyung dan memberitahu pada namja gila itu, bahwa aku sudah menuruti perintahnya dan cepat kembalikan gameku,” ujar Kyuhyun yang langsung mendapat tatapan tajam dari Yera. Tentu Yera kesal karena kekasihnya dikatakan sebagai namja gila di hadapannya.

“Ye, arraseo! Aku tak ‘kan berkata ia namja gila lagi,” tambah Kyuhyun menegaskan.

“Gomawo oppa,” ujar Yera tersenyum tulus.

Kyuhyun pun pergi meninggalkan Yera di pintu apartemennya yang sedang tersenyum sendiri. Saat akan meletakkan kiriman bunga itu, ia tersentak oleh selembar kertas bentuk hati jatuh ke lantai, ia pun mengambil dan membukanya, dan kembali Yera dibuat tersenyum setelah membaca isinya.

Bukankah Anggrek bunga yang indah? Tapi keindahanmu jauh beribu-ribu kali lipat. My Angel.

 


Ini pertama kalinya Yesung seperti ini setelah mereka kembali menjadi sepasang kekasih. Yera kembali melanjutkan langkahnya menuju lift. Saat pintu lift terbuka, ia tercengang karena melihat begitu banyak hiasan di dinding lift dan taburan kelopak mawar merah pada lantai lift membentuk love. Yera membaca tulisan di dinding lift.

Jika kau mencintaiku, masuklah ke lingkaran love itu.

Yera pun menurut dan melangkahkan kakinya ke tengah bentuk love itu dan merasakan kakinya seperti menginjak sesuatu dan berjongkok memungut selembar kartu ucapan.

Kau sangat cantik. Lihatlah kelopak-kelopak mawar pun turut merasa tersaingi oleh kecantikanmu.


Bersama dengan isi yang Yera baca, beribu kelopak mawar dengan berbagai warna menghujani Yera. Ia mencium harum bunga tersebut. Ia mendongakkan wajahnya dan memejamkan matanya menikmati hujan kelopak mawar yang jatuh berguguran dan menerpa wajahnya.

Tidak cukup dengan wajah, tangannya ia rentangkan untuk menikmati kelopak-kelopak tersebut agar jatuh tidak sia-sia. Kembali. Tangannya merasakan sebuah benda yang sedikit kasar, ia membuka matanya dan melihat selembar kartu ucapan yang sama. Ia membuka dan membaca isinya.

Indah kelopak bunga, harum baunya, lembut serat tiap kelopaknya, tapi itu tidak bisa menggambarkan wajahmu, menggambarkan sosok dirimu. Yera-ya saranghae.


“Na do oppa,” ujar Yera kemudian.

TING

pintu lift terbuka, Yera tersenyum saat ada sebuah karpet merah dengan di setiap sisinya dijejeri oleh lilin. Rupanya kejutan dari Yesung tidak cukup di sini saja, tiba-tiba ada kerumunan anak kecil membawa balon berwarna-warni dengan disetiap senar dari balon tersebut ada kerajinan tangan dari anak-anak itu berbentuk sebuah burung. Dan dari kerumunan anak kecil tersebut, muncul sosok namja kecil membawa balon berukuran sedang menghampiri Yera.

“Noona, jika kau ingin bertemu dengan kekasihmu letuskan balon ini,” ujar namja kecil itu yang membuat Yera membelalakan matanya.

“Chagi, tapi noona takut. Jangankan meletuskannya, meniupnya pun noona takut,” ujar Yera.

“Ya sudah! Jangan harap noona bisa bertemu dengan kekasih noona,” ujar namja kecil itu sembari pergi meninggalkan Yera.

“Yak! Chakkaman! Ye, noona akan meletuskannya,” ujar Yera membuat namja kecil itu berhenti.

“Awas saja kau Kim Jong Woon, jika kita sudah bertemu, akan kuhabisi kau,” batin Yera.

Yera pun dengan siap akan meledakan balon itu, terlihat dari raut wajahnya yang pucat pasi menandakan ia sangat takut. Ia memejamkan matanya dan ia pula menggigit bibir bawahnya, tangannya berkeringat dan……

DUARRR

jantung Yera berdetak kencang akibat terhenyak suara letusan dari balon tersebut, tetapi kekagetannya tidak berlangsung lama karena dari balon itu terdapat ribuan kelopak mawar dan manik-manik menghujani Yera, dari hujan itu pula terdapat selembar kartu ucapan.

HAHAHAHAHA lucu sekali wajahmu, aku di sini sudah menangis membayangkan wajah takutmu yang terlihat konyol.

BUAHAHAHAHAHA

Lihatlah di depanmu!


Yera hanya menghela napas pasrah dan menuruti perintah Yesung. Tidak mungkin kan baginya marah-marah pada orang yang tak ada sosok di depannya. Pandangannya ia arah ke depan. Kekesalan yang ia rasakan musnah seiring dengan pemandangan di depannya, dan seulas senyuman kembali terlukis di wajah Yera.

Pasalnya ada beberapa orang yang membentuk setengah lingkaran, masing-masing dari mereka membawa setangkai mawar merah dengan sebuah kartu ucapan.

Yera mengambil semua bunga dan kartu ucapan tersebut, ia membuka dan membacanya satu-satu. Ia mengernyit, karena setiap kartu hanya terdapat satu kata. Yera mencoba merangkai semua kata itu, hingga menjadi sebuah kalimat yang mampu membuat Yera bersemu merah.

Jika aku harus memilih, antara dirimu atau hidupku. Aku akan memilihmu, karena hidupku akan lebih hidup dan berarti jika ada kau disetiap langkahku, disetiap hembusan nafasku, di dalam detak jantungku dan ada disetiap aliran darahku. Kau adalah pelengkap dalam hidupku, seperti puzzle yang harus disusun dengan benar, dan dari tiap satuannya menyusun sebuah makna, aku denganmu sama halnya dengan puzzle, yang saling menyusun dan melengkapi untuk menjadi satu. Maka dari itu lengkapi satu puzzle itu.

Usai Yera merangkai dan membaca kartu ucapan itu, ia edarkan pandangannya mencari sebuah puzzle yang dimaksud. Sampai kerumunan orang itu berpisah terbagi dua membentuk sebuah jalan dan yang paling ujung ada beribu kelopak mawar membentuk love, Yera berjalan menghampiri dan menemukan sebuah puzzle, ia melengkapi puzzle tersebut. Ia tersenyum membaca apa yang dimaksud Yesung, karena pada puzzle tersebut ada sebuah kalimat I LOVE YOU. Lagi dan lagi, wajah Yera bersemu merah.

~oOo~

Yera masuk ke dalam sebuah limousin mewah yang terparkir indah di depan apartementnya, setelah beberapa jam yang lalu ia disuguhi kejutan-kejutan indah dari kekasihnya Yesung. Di dalam, Yera kembali menerawang kejadian-kejadian itu, ia sendiri tersenyum geli oleh tingkah Yesung. Mengingat kejadian-kejadian itu membuat Yera bertanya-tanya sendiri, apakah hari ini ada yang spesial.

Ia langsung menghubungi kakaknya Choi Siwon untuk memastikan apa ada yang ‘salah’ dengan Yesung? Namun, sebelum ia menghubungi Siwon, sebuah pesan terlebih dulu masuk ke ponselnya. Dan kini bukan hanya tersenyum saat membaca isi pesan itu melainkan tawa kecil.

From: My Turtle Prince

Apakah kau sedang memikirkan tingkahku ini? Jangan sekali-kali kau beranggapan kalau aku sudah gila! Kalaupun aku gila itu semua karenamu.

“Apakah di sini ada kamera pengintai??” pikir Yera.

Tetapi sejurus dengan pikiran itu, ia mentertawakan kebodohannya sendiri.

“Mana ada kamera pengintai untuk mengintai ucapan hati” gumam Yera pelan seraya memukul kepalanya.

Suasana kota Seoul siang itu tidaklah begitu ramai, Yera tidak berminat melihat-lihat jalanan, ia hanya tertuju pada ipadnya.

Tak khawatir untuknya, kemana ia akan pergi. Karena satu yang ia tahu, ia akan diantar ke Handel & Gretel. Coffee shop milik orang tua Yesung.

“Agashi, saya diminta oleh Yesung-ssi untuk menyuruh anda melihat samping kanan kiri anda,” ujar seorang namja yang tak lain adalah supir yang diutus oleh Yesung, membuat Yera menghentikan aktifitasnya.

Yera menuruti apa yang diucapkan supir itu. Ia tertegun kemudian tersenyum saat semua orang yang ada dipinggir jalan raya yang dilewati Yera merentangkan banner bertuliskan “Yesung Love Yera”, “Yera-ya saranghae”, “Yera, you are my first and last love”, “Yera, kau gadis bodoh, gadis aneh” dan bermacam-macam kalimat yang tertulis dalam banner tersebut.

“Oppa, kau ada-ada saja. Kau bahkan lebih aneh dariku,” gumam Yera pelan.

~oOo~

Yera telah sampai disebuah coffee shop ternama. Handle&Gretel. Ia buru-buru masuk menemui eomma Yesung. Alih-alih ingin memberi kejutan, eomma Yesung justru terlebih dahulu menyambut kedatangan Yera. Pengunjung H&G pun ikut menoleh saat Yera membuka pintunya.

Yera tersenyum manakala eomma Yesung merentangkan tangannya tanda ingin memeluk gadis itu. Seakan mengerti, dengan cepat Yera menghambur ke pelukan eomma Yesung.

“Annyeong ahjumma,” sapa Yera seraya membungkukan badannya.

“Tidak usah seformal itu, panggil saja eomma,” ucap eomma Yesung dengan lembut.

“Ah, baiklah. Ahjum, ish! Maksudku eomma,” ujar Yera dengan senyum mengembang dibibirnya.

Mengerti maksud kedatangan Yera, eomma Yesung bertanya tepat sasaran kepada Yera.

“Kau mencari Yesung?” tanya eomma Yesung.

“Mianhamnida eomma, eomma jangan memberi tahuku di mana Yesung oppa berada, karena hatiku sudah tahu ia ada di mana,” ujar Yera sedikit terkekeh.

“kekeke, baiklah. Kalian memang pasangan aneh,” ujar eomma Yesung sembari menyuruh Yera masuk ke sebuah ruangan.

Dengan sopan Yera meminta izin untuk meninggalkan eomma Yesung yang dibalas oleh senyuman hangat eomma Yesung.

~oOo~

Yera melangkah menuju sebuah ruangan. Ia tertegun saat membuka pintunya, ia melihat sebuah sepeda. Sebuah sepeda yang mempunyai banyak kenangan dengan Yesung dulu. Saat ia masih menjadi yeoja tomboy dan berpenampilan cuek, saat ia dan Yesung beradu naik sepeda, saat ia mulai jatuh cinta dengan Yesung, saat ia mencoba berubah menjadi yeoja feminim demi Yesung, dan saat mereka merajut kasih.

Yera makin masuk, ia memegang sepeda itu dan tersenyum. Puas dengan kenangan atas sepeda itu, ia berniat keluar dari ruangan itu, namun ia tercengang saat melihat semua foto dirinya dengan Yesung ketika bersama, ketika awal pertemuan sampai hari kemarin mereka bersama. Ribuan foto telah terpasang di dinding secara zig zag, dan terpasang berbentuk love seperti MV No Other part Kyuhyun.

Yera menghampiri foto-foto tersebut. Diedarkan pandangannya melihat ribuan foto tersebut, namun terhenti saat pandangannya tertuju pada sebuah foto yang membuatnya mengernyitkan dahi juga mengerucutkan bibirnya.

Saat tangan Yera ingin meraih foto tersebut, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

From: My Turtle Prince

 

 

HUAHAHAHAHAHAHAHA kuyakin kau pasti kesal, bahkan saking kesalnya kau ingin menendangku. Foto itu? Kau ingat bukan? Perlukah aku mengingatkanmu?

Oh, ayolah jangan pasang muka konyolmu itu. Aku tak bisa menghentikan tawa ini. HUAHAHAHAHAHA


 

“DASAR KAU GILAAA….” teriak Yera sembari merobek foto itu. Foto di mana dirinya jatuh tersungkur dari sepeda saat balap sepeda dengan Yesung, dan posisi jatuhnya yang tidak etis, ia jatuh menindih seorang kakek dan ketika ia hendak berdiri, ia kepentok sebuah tiang listrik sehingga membuat jidatnya dihinggapi(?) telur ungu(?).

Yera menggumamkan kalimat yang tak jelas sembari merobek kecil-kecil foto itu. Ia segera keluar dari ruangan itu untuk menenangkan pikirannya, namun ia terhenti dan kemudian tertawa mengingat tingkah konyolnya dulu. Puas mentertawakan dirinya, ia kembali melangkah menuju ‘eomma-nya’.

“eomma….. Biarkan hari ini aku membantumu!” ujar Yera sembari melakukan aegyonya yang justru terlihat aneh.

“Shireo!! Kau harus temui Yesung” tolak eomma Yesung yang juga ‘eomma-nya’.

“Tapi eomma, aku akan jadi anak durhaka jika tidak membantumu…” ujar Yera kemudian.

“Gwenchana.. Eomma juga tak akan mengutukmu. Kekeke. Lagipula masih ada Jong Jin untuk membantu eomma,” ujar eomma Yesung.

“Tenanglah noona, masih ada aku,” sambar Jong Jin.

“Yak!! Jangan panggil aku noona! Bahkan usiaku lebih muda daripadamu,” ralat Yera atas ucapan Jong Jin.

“Hahaha, kau ini sebentar lagi akan dilamar oleh Yesung hyung, jadi…” ujar Jong Jin keceplosan sembari menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

“MWO!!” ujar Yera kaget.

“Anniya, aku hanya bercanda, tapi kau ini kan kekasih dari hyung-ku, pantas saja kan aku memanggilmu noona?” ujar Jong Jin segera meralat ucapannya. Yera yang mendengar penjelasan Jong Jin hanya manggut-manggut mengerti. Terlihat Jong Jin menghembuskan napas kelegaan, sedangkan eomma mereka hanya terkekeh melihat kepolosan Yera.

“Chagiya…..” panggil eomma Yesung.

“Ne eomma?”

“Kau sangat cantik, eomma benar-benar menginginkanmu menjadi menantu eomma, maukah kau menjadi menantu eomma?” ujar eomma Yesung yang sukses membuat Yera salah tingkah dengan pipi yang bersemu merah oleh pujian sang calon ibu mertua. Getar suara ponsel kembali mengagetkan Yera.

From: My Turtle Prince

Apa kau ingin mengabulkan keinginan eomma? Jika iya, lihatlah di belakangmu.


Setelah membaca pesan itu, Yera menuruti perintah Yesung tanpa curiga, dan ketika ia melihat ke belakang, ia mengernyitkan dahi, pasalnya tak ada siapapun di belakangnya, sampai ada……

“Gug gug gug,” suara anjing mengagetkan Yera, ia melihat ke bawah dan terperanjat. Yera reflek berteriak dan naik ke sebuah kursi sembari menekuk kakinya agar menjauhi jangkauan anjing itu, ia pula melempari anjing itu dengan barang- barang yang dekat dengan jangkauannya.

BUAHAHAHAHAHAHAHAHA. Gelak tawa pengunjung membahana di H&G termasuk Jong Jin, ia justru sudah menangis karena tawanya, sedangkan eomma Yesung hanya menahan tawa. Tawa itu terhenti, manakala terdengar suara isak tangis dari bibir Yera. Eomma Yesung menghampiri Yera kemudian memeluk untuk menenangkannya.

LAGI. Anjing itu menghampiri Yera dan seperti ingin memberikan sesuatu. Kkoming – nama anjing itu – kembali menggonggong agar Yera mau mengambil sebuah kertas dari mulutnya.

Dengan sangat takut dan masih terisak, Yera mengambil kertas itu dan membaca isinya.

HUAHAHAHAHAHAHA yeoja yang dulu sangat tomboy, sekarang bisa histeris dan menangis. Hahahaha hebat bukan kkoming? Ia membalaskan dendamnya yang dulu sering kau tendang.


Yera hanya menghela napas berat. Sungguh. Dalam hati ia merutuki ulah Yesung. Ingin sekali ia mencincang ddangkoma untuk melampiaskan kekesalannya. 2x, ya. 2x ia dipermainkan oleh Yesung melalui hal-hal yang ia takutkan.

Lain hal dengan Yera, justru eomma Yesung tertawa melihat tingkah mereka.

Aktifitas mereka – Yera, eomma Yesung dan pengunjung – terhenti manakala pintu H&G terbuka menampakkan sosok namja memakai setelan celana jeans dan kemeja kotak-kotak berwarna hitam dengan membawa sebuket mawar merah menutupi wajahnya, serta sekotak white chocolate kesukaan Yera. Namja itu menyanyikan sebuah lagu. Lagu dari Super Junior.

Neo gateun saram tto eopseo

juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi

Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram

neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul

Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi

Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom

Neoui ttatteuthan geu soni chagapge, chagapge shikeo isseul ttae

Neoui ganghaetdeon geu maeumi nal karopge sangcheo badasseul ttae

Naega jaba julge anajulge salmyeoshi, geugeoseuro jakeun iroman dwendamyeon johgesseo

Eonjena deo maneun geol haejugo shipeun nae mam neon da mollado dwae

Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon

Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae georeo watdeon shiganboda nameun nari deo manha

Neo gateun saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol eodiseo channi

Neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi joheun seonmul

Neomu dahaeng iya aesseo neorel jikyeojul geu sarami baro naraseo eodiseo channi

Na gatchi haengbokhan nom na gatchi haengbokhan nom na gatchi unneun geureon choegoro haengbokhan nom

Naui ganan haetdeon maeumi nunbushige jeomjeom byeonhaegal ttae

Jakeun yokshimdeuri deoneun neomchiji anhge nae mamui geureut keojyeogalttae

Argo isseo geu modeun iyuneun bunmyeonghi nega isseo ju-eotdaneun geot geu, geot ttak hana ppun

Eonjena gamsahae naega mankeum geuri jalhal su iggenni yeah

Gaseumi sorichyeo marhae jayuro-un nae yeonghon

Eonjena cheo-eumui imaeum euro neoreul saranghae georeo watdeon shiganboda nameun nari deo manha

Saat bernyanyi namja itu terus melangkah menghampiri Yera, kemudian berhenti di depan Yera sambil berlutut bersamaan dengan usainya lagu. Ia menyingkirkan buket bunga itu agar tidak lagi menutupi wajahnya.

[backsound: Saranghaeyo ost. Sassy Girl Chun Hyang]

Antara haru, kesal, rindu, bahagia. Itulah perasaan yang dialami Yera sekarang. Namja itu adalah Yesung. Ingin sekali ia menendang namja yang tengah berlutut dihadapannya. Tapi, ia hanya bisa memarahinya saja.

“Ka…” belum sempat Yera melanjutkan ucapannya, Yesung terlebih dahulu menyelanya.

“My Orchid Princess. Maukah kau memaafkanku?” ujar Yesung masih berlutut sembari tersenyum dan menyerahkan buket bunga itu kepada Yera.

Yera mengambil buket bunga itu lalu menggelengkan kepalanya tanda “TIDAK” membuat Yesung lemas dan ‘pingsan’. Panik. Yera duduk mendekati Yesung dan mengguncang-guncangkan tubuh Yesung berharap ia tersadar, tapi Yesung tak kunjung sadar.

“Yak!! Oppa, sadarlah. Aku memaafkanmu, cepat bangun!” teriak Yera khawatir membuat Yesung terbangun dan langsung memeluk Yera. Suara tepuk tangan pun riuh dari semua orang yang berada di H&G. Merasa dirinya ‘dipermainkan’ lagi oleh Yesung, Yera mendorong pelan tubuh Yesung sampai kepala Yesung sedikit terbentur lantai.

“Yak!! Sakit bodoh!” ujar Yesung sambil memegang kepalanya. Bukan rasa iba yang tercipta, melainkan gelak tawa membahana di dalam H&G. Yera sendiri hanya menahan tawanya. Ia pura-pura marah dan meminta izin kepada eomma Yesung juga Jong Jin untuk pergi.

“eomma, aku pamit. Mianhamnida aku tak bisa membantu eomma. Jong Jin-ah, noona pamit.” dan dibalas dengan senyuman oleh eomma Yesung dan Jong Jin.

Yera pergi meninggalkan Yesung yang masih tercengang oleh aksi ‘ngambek’ Yera.

~oOo~

Yera melangkah menyusuri jalanan kota. Waktu masih menunjukkan pukul 11.30 KST, sebentar lagi setengah hari akan dilalui. Para penikmat jalan tengah sibuk dengan aktifitasnya, begitupun Yera. Ia terus berjalan dengan langkah kesal sembari merutuki tingkah Yesung. Memainkan jari. Itulah yang ia lakukan kala gelisah dan kesal.

Kerikil pun tak luput dari korban kekesalannya, walau memakai sepatu high heels, ia tetap bisa menendang kerikil sekecil apapun. Sungguh bodoh dan payah, seorang yeoja yang dulu tomboy justru takut oleh suara ledakan balon dan anjing. Tak jarang ia berbicara sendiri dengan nada kesal yang justru mengundang pandangan aneh para pejalan kaki.

“Yera-ya…” panggil Yesung dengan nada sedikit tinggi, tapi tidak diindahkan oleh Yera, Yera justru menambah kecepatannya. Namun tiba-tiba…..

GREBBB

Seorang namja memeluk Yera dari belakang, dengan sigap Yera akan membanting namja itu mengingat dulu Yera yeoja tomboy dan menguasai bela diri.

“Yak! Jangan kau banting aku,” ujar namja itu menghentikan aksi Yera, namja yang tak lain Yesung itu pula menyentil dahi Yera saat Yera berbalik kearah namja itu.

Yera segera memuntahkan apa yang ingin ia lampiaskan ke Yesung. Baru membuka mulut, tiba-tiba, sesuatu membekap bibir Yera, sesuatu yang hangat dan lembut.

Yesung mencium bibir Yera tepat saat Yera akan memarahinya.

Usaha yang bagus oleh Yesung agar Yera tidak bisa berkutik dan tidak bisa menumpahkan amarahnya. Adegan Yesung mencium Yera ternyata membuat perhatian para pejalan kaki bahkan pengendara keadaan ikut menyaksikannya.

ELF yang berada disekitar juga ikut tercengang oleh aksi Yesung, namja aneh dan pendiam dikalangan yeoja. Mereka yang menyaksikan serempak berucap “WHOAAAAA”.

Yera sendiri terpaku sesaat dan tersadar ketika semua orang mengagetkannya dengan ucapan mereka. Langsung saja Yera menundukan kepalanya dan tersenyum kikuk, pipinya pun merah merona. Sedangkan Yesung, ia salah tingkah dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Lama-lama merasa diri mereka – Yesung dan Yera – menjadi tontonan gratis semua orang, dengan cepat Yesung menarik tangan Yera dan meninggalkan tempat itu.

Kiranya sudah jauh mereka berjalan meninggalkan kerumunan orang itu, Yera yang masih kesal ditambah aksi Yesung yang menciumnya tiba-tiba langsung menghentikan langkahnya dan ‘menyemprot’ Yesung.

“Yak!! Kau sudah mempermainkanku dan tadi menciumku secara tiba-tiba di depan banyak orang!! Oppa menyebalkan!!” pekik Yera dan mengerucutkan bibirnya.

“Kau lebih menyebalkan!! Kau akan memarahiku kan? Jadi oppa melakukan itu agar kau tidak jadi memarahi oppa. Dan sudah kukatakan bukan kalau kau tidak usah berdandan cantik,” sanggah Yesung yang justru membuat Yera mengacuhkannya dan melanjutkan langkahnya.

“Yak! Yak! Berhenti mengacuhkanku!!” pekik Yesung membuat Yera berbalik dan menatap tajam kepadanya.

“Kau lupa bahwa aku diciptakan Tuhan menjadi yeoja yang cantik?” ujar Yera dengan PDnya.*readers say “howeeeeekkk” XD

“Hahaha oppa percaya kau cantik, tapi apa kau tidak takut kalau tadi ada dua orang namja hidung belang mengikutimu?” ujar Yesung mencoba mencairkan suasana hati Yera.

“Lalu apa urusannya denganku?” ujar Yera seraya kembali meninggalkan Yesung.

“Bodoh!! Tentu saja mereka akan menyakitimu!!”

“Begitukah??” ujar Yera meremehkan.

Merasa usahanya sia-sia dan tidak menghentikan langkah Yera, Yesung memotong jalan Yera. Usahanya berhasil dan kini mereka berhadapan.

“Yera-ya…” panggil Yesung.

“hemm..” Yera menjawab dengan ogah-ogahan.

“Sebagai tanda maafku. Ayo kita berkencan!!” ajak Yesung sembari menggandeng tangan Yera. “Yak! Tunggu! Ini tanda maaf atau ajakan paksa?” tanya Yera.

“Tergantung dari sudut mana yang kau pandang,” jawab Yesung dengan senyuman lebar dan dibalas oleh tatapan tajam Yera kemudian senyuman manisnya.

Entah kemana mereka akan pergi kencan. Satu yang pasti mereka masih berjalanan menyusuri kota dengan cerianya. Tak jarang mereka memasuki sebuah butik, toko kacamata, toko aksesoris, toko sepatu dan toko-toko lain HANYA untuk berselca ria meminjam properti-properti dari toko-toko tersebut.

~oOo~

Lama mereka berjalan membuat Yera sedikit kelelahan. Jika hanya memakai sepatu biasa, sepanjang apapun jalan akan Yera lewati tanpa kelelahan, tetapi sekarang ia memakai high heels, baru setengah jalan saja ia sudah kelelahan. Entah apa yang dipikirkan Yesung sampai-sampai ‘menyiksa’ Yera seperti ini.

Disela-sela istirahatnya Yera memijit-mijit kakinya perlahan. Yesung yang mengerti segera mengangkat tubuh Yera untuk digendongnya. Yera yang tersentak oleh aksi Yesung kali ini, segera memberontak untuk diturunkan. Benar saja, orang-orang disekitar mereka memandang mereka dengan pandangan aneh, pandangan ikut senang dan pandangan iri.

“Oppa, cepat turunkan aku,” ujar Yera merasa risih oleh pandangan semua orang.

“Wae? Kau kelelahan kan?” tanya Yesung.

“Ne, tapi aku bisa jalan sendiri,” ujar Yera sembari menatap lembut tiap lekukan Yesung yang justru menatap jalanan dan mengacuhkan ucapan Yera.

“Pantas saja semua yeoja tertarik padamu. Kau tampan dan sangat imut, tak ada yang percaya kalau usiamu sudah 28 tahun.” batin Yera.

Yesung yang merasa dirinya diperhatikan Yera, segera berbalik menatap Yera membuat Yera gelagapan.

“Hahaha, kau kenapa? Kenapa kau menatapku begitu?” tanya Yesung menyelidik.

“Ah? Eh? Hemh, kau bilang apa oppa?” ujar Yera salah tingkah.

“Hahahaha kau lucu sekali Yera-ya. Sudah jelas kau menatapku tanpa bisa berkedip, malah mau menyangkal,” ujar Yesung tepat sasaran membuat Yera menundukkan kepalanya. Kini berganti, Yesung tersenyum melihat tingkah Yera, ia pun mencium kening Yera agar Yera tidak menunduk.

Kini mereka saling menatap satu sama lain, mereka juga mengacuhkan berbagai pandangan semua orang, bagi mereka dunia hanya milik sendiri.

“Oppa, jika kau menatapku seperti ini terus, kita bisa menabrak sesuatu…” ujar Yera dengan terus menatap Yesung.

“Hahaha biarkanlah kita menabrak dan jatuh. Kalau itu masih tetap melihatmu. Oppa rela…” ujar Yesung.

“Tapi aku haus, ppaliwa turunkan aku,” ujar Yera membuat Yesung menurunkannya dan mengacak-acak rambut Yera pelan.

“Tunggu disini, aku akan membelikan beberapa snack dan air mineral,” ujar Yera sembari berjalan menuju mini market.

Yera yang tengah sibuk mencari cemilan yang enak, sedangkan Yesung masih tetap dengan aktifitasnya memainkan ipad dan mendengarkan musik melalui headset dari ipadnya.

Yesung menyenderkan kepalanya di batang pohon dengan kaki sebelah ditekuk ke pohon itu, sesekali ia ikut bernyanyi dan menengadahkan wajahnya ke langit dan memejamkan matanya. Saat ia menatap jalanan, pandangannya tertuju pada sebuah sepeda di seberang jalan. Dengan cepat ia menuju sepeda itu dan membelinya. Yera yang sudah tiba di tempat di mana ia dan Yesung beristirahat dibuat panik dengan keberadaan Yesung yang tiba-tiba hilang.

“Oppa kau di mana?” ujar Yera sembari mengitari tempat itu.

Tapi naas saat ia akan kembali ke tempatnya tiba-tiba ada sebuah sepeda akan menabraknya.

CIIIITTTT

suara rem dadakan dari pengendara sepeda itu bersamaan dengan teriakan kaget dari Yera.

Yera yang kaget hanya bisa melongo ketika tahu siapa yang mengendarai sepeda itu. Yesung.

“Yera-ya, ayo kita balap sepeda lagi…” ajak Yesung membuat Yera bingung dan mencari sepeda satunya.

“Hanya satu? Aku masih memakai gaun dan high heels. Kau curang oppa!” sungut Yera.

“Mau saja kau oppa kerjai. Ppaliwa!” ajak Yesung sembari menepuk boncengan di depannya.

“Tak adakah sepeda yang boncengannya di belakang agar aku tidak capek kalau duduk di depan.” Yera melancarkan protesnya.

“Berani kau protes lagi. Oppa akan menciummu!” ancam Yesung.

“Ah baiklah,” ujar Yera pasrah menghembuskan nafasnya.

Siang itu walau cuaca cukup terik tidak mengurangi semangat sepasang kekasih ini. Yesung terus mengayuh sepedanya, sesekali ia dan Yera bercanda dan bernyanyi. Tak jarang pula Yesung melontarkan aksi narsisnya.

“Chagi….” panggil Yesung seraya mencium puncak kepala Yera.

“Ne, ada apa?” tanya Yera menatap Yesung. Dalam hati ia tertegun dan tidak tega melihat Yesung yang kelelahan dan berkeringat. Yera segera mengambil sapu tangan biru miliknya dan mengusapkan ke wajah Yesung dengan pelan. Yesung hanya tersenyum melihat perhatian yang diberikan oleh Yera.

“Kalau kau berkeringat bukan mengurangi ketampananmu, tapi justru menambah daya pikatmu oppa,” batin Yera disela-sela aktifitasnya mengusap wajah Yesung.

CHU~

Yesung mencium sekilas bibir Yera membuat jiwa Yera jauh dari raganya.

“Kenapa diam? Mau lagi?” goda Yesung berhasil membuat Yera kembali ke alam sadarnya. Pipi Yera kembali bersemu merah, itulah yang Yesung inginkan, membuat gadisnya salah tingkah.

“Oppa apa kita terus bersepeda. Lebih baik kita naik taxi, kau kelelahan oppa. Berat badanku juga cukup berat,” ujar Yera sembari terus mengusap peluh keringat di wajah dan leher Yesung.

“Anni, jika oppa kelelahan masih ada kau yang mau mengusap keringat oppa,” tolak Yesung memberikan senyum manisnya.

“Kalau masalah berat badan, hemh makanya kau berdietlah!!” tambah Yesung cekikikan yang justru mendapat cubitan di pipinya oleh Yera.

“Oppa, kau dan aku sama. Sama-sama suka makan. Jadi lihatlah dirimu sendiri,” sungut Yera sembari mengerucutkan bibirnya.

Melihat tingkah lucu Yera, Yesung hanya tersenyum dan mengacak pelan rambut Yera.

~oOo~

Sebuah menara terlihat ramai oleh beberapa pasangan. Namsan tower itulah nama menara tersebut. Terlihat mereka menikmati waktu berdua. Beberapa dari pasangan itu ada sepasang anak sekolah, rekan kerja, kakek nenek, orang tua.

Adapula dari mereka merupakan sahabat. Mereka terlihat bahagia, ada yang membawa ice cream, melumat lolipop dan lain sebagainya. Tak lain halnya dengan Yesung dan Yera, mereka mempunyai cara sendiri menikmati waktu berdua.

Di tempat itu rupanya sedang berlangsung sebuah acara.

Acara yang bertajuk “TEMUKAN KEKASIHMU, MAKA KALIAN BERJODOH”, diikuti oleh banyak pasangan. Mereka antusias untuk mengikutinya, rela mengantri untuk mendapatkan nomor urut. Aturan mainnya cukup mudah, si pria cukup menebak di mana letak kekasihnya berada diantara 3 tirai.

Tapi sebelumnya sepasang kekasih itu harus memakai pakaian pengantin, yang terletak di samping panggung dan juga tersedia ruang ganti.

Pasangan pertama adalah Kim Nara dan Jung JinYoung. JinYoung yang memakai setelan tuxedo hitam dengan rambut menutup alis kanan, mata sipit tajam, dengan postur tubuh tinggi dan kulit berwarna putih terlihat sangat tampan. Kekasihnya Kim Nara, gadis berkulit putih susu, bermata indah dengan bulu mata menjulang ke atas sangat lentik, tinggi terpaut 2cm dari si pria, berambut hitam pekat gelombang terlihat sangat cantik dengan gaun putih panjang tanpa lengan, dengan tangan memakai sarung tangan membawa bunga, tatanan rambutnya pun diikat agar mudah memakai tudung pengantin.

Dituntun menuju tirai 2 yang tentunya Jinyoung tidak tahu itu. Permainan pun mulai, MC menyuruh Jinyoung memejamkan matanya dan memilih tiga bola yang telah tertulis nomor tirai di dalam sebuah tempat kaca. Jinyoung mengulurkan tangannya dan mengambil bola berwarna merah yang tertulis nomor 2. Sorak sorai pun membahana melihat takjubnya acara itu. Adapula yang tidak berjodoh dan membuat mereka putus seketika. Yera yang awalnya hanya menonton, tertarik dan menarik tangan Yesung yang ogah-ogahan.

Dengan berbagai cara Yera gencarkan agar Yesung luluh, dan usahanya berhasil, Yesung mengiyakan. Nomor antrian mereka pun mereka dapatkan dengan susah payah. 21, nomor mereka.

“21??” ujar Yera bingung.

“Ne, wae??” tanya Yesung yang juga ikut bingung.

“Ini angka kesukaanku juga tanggal lahirku. Tunggu ini bulan apa?” tanya Yera memastikan.

Yesung yang awalnya ikut bingung seolah mendapatkan sesuatu yang membuatnya segera mengalihkan topik.

“Ah, kkaja, nomor kita dipanggil,” ajak Yesung menarik Yera agar Yera melupakan apa yang ia ingin ditanyakan, Yera pun mengangguk ceria.

1 menit

5 menit

10 menit

15 menit

Yera selesai berdandan, ia hanya menambah sedikit riasannya dan hanya memakai tudung kepala dengan tatanan rambut sedikit dimodel, mengingat ia sudah memakai gaun putih, atau lebih tepatnya Yera menolak memakai gaun pengantin.

Baginya gaun pengantin bukan untuk dijadikan permainan, dan hanya dipakai satu kali yakni pernikahannya kelak.

Yera memasuki sebuah tirai. Di luar tirai telah berdiri sosok namja dengan postur cukup tinggi, rambut lurus pendek sebawah telinga, memakai tuxedo putih, dibagian kiri dada terlihat sebuah bunga menghiasi kantong jas kirinya. Sangat tampan.

Yesung segera memejamkan matanya dan mengambil bola berwarna biru. Sebelum ia memperlihatkannya kepada MC acara tersebut, ia mengatakan sesuatu membuat semua orang yang menyaksikan bertepuk tangan.

“Yera-ya, aku mencintaimu bukan dengan mataku, bukan dengan nafsuku, melainkan dengan hatiku yang telah memilihmu. Jika permainan ini membuktikan kita tidak berjodoh, aku tidak perduli. Karena bagiku kau lebih dari sekedar jodohku,” ujar Yesung yang diakhiri dengan ia menyanyikan sebait lagu.

Naega jikyeojul saram

naega saranghal saram nan

geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka

neo hanaman saranghanikka

Semua orang yang mendengarkan ikut hanyut dalam sebait lagu itu, mereka serempak bertepuk tangan.

Usai Yesung menyanyikan sebuah lagu itu, ia menyerahkan bola yang ia genggam ke seorang MC.

Entahlah, awalnya Yesung menganggap permainan ini bodoh, tetapi setelah ia jalankan, ia sedikit tegang. MC pun mengumumkan nomor berapa yang Yesung ambil.

“Apakah mereka berjodoh? Entahlah, tapi kita buktikan sendiri. Apakah Yesung-ssi mengambil bola yang benar, nomornya adalah TIGAAAAA,” ujar MC itu membuat penonton ikut tegang. Setelah MC mengumumkan nomor yang Yesung ambil, tirai terbuka dan terlihatlah sesosok gadis cantik manis membelakangi penonton yang penasaran.

Yesung yang hafal postur Yera setelah tirai terbuka lebar, Yesung segera menghampiri Yera dan membalikan badan Yera agar berhadapan dengannya dan memeluk Yera.

Yera pun hanya tersenyum bahagia dan membalas pelukan Yesung, sorak sorai pun kembali membahana.

“Wahahahahaha Chukkae Yesung-ssi, kau telah berhasil menemukannya,” ujar MC itu

“Mereka pasangan serasi,” celetuk sepasang namja dan yeoja.

“Kalian akan menjadi pasangan untuk selamanya,” ujar seorang nenek-nenek sembari menggumamkan doa.

~oOo~

Yesung dan Yera melanjutkan kencannya menuju gembok cinta.

“Oppa…” panggil Yera sembari bergelayut manja di lengan Yesung.

“Ne…” jawab Yesung dengan senyum sembari membelai rambut Yera.

“Belikan aku ice cream coklat..” ujar Yera dengan wajah aegyo.

“Baiklah, kau tunggu di sini,” perintah Yesung.

“Ne, ppaliwa!”

Yera menunggu Yesung disuatu bangku di bawah sebuah pohon. Yera menggerak-gerakan kakinya dan memejamkan matanya merasakan hembusan angin.

“Noona, ini untukmu.” suara seorang namja kecil mengagetkan Yera.

“Mawar? Untukku?” tanya Yera memastikan.

“Ne.” “Gomawo,” ujar Yera mengelus pipi namja kecil itu.

Setelah kepergian namja kecil itu, datanglah seorang namja sekolah memberikan mawar. Begitu seterusnya membuat Yera bingung.

“Itu bunga dari siapa?” tanya Yesung mengagetkan Yera sembari memberikan ice cream pesanan Yera.

“Mollayo, aku kira darimu oppa,” ujar Yera memakan ice creamnya.

“Kau mempunyai namja lain?” tanya Yesung menyelidik.

“YAK!! Aku tak punya selain dirimu,” sungut Yera kesal.

“Benarkah ini bukan ulahmu?” tanya Year kembali.

“Anni, itu ulah Kim Jong Woon!” jawab Yesung dengan cengiran.

“YAK! Kau mempermainkanku lagi. Kau tahu tadi aku sedikit takut siapa yang mengirim mawar-mawar ini! Takut kau menuduhku macam-macam!!!” pekik Yera sembari mengotori mulut Yesung dengan ice creamnya dan segera berlari sebelum Yesung membalasnya.

“Yak! Apa yang kau lakukan?!” pekik Yesung sembari mengusap cream di mulutnya, menyisakan cream di mulutnya dan mengejar Yera.

GREB

“Kau kutangkap!!” ujar Yesung kemudian menempelkan bibirnya ke bibir Yera agar Yera juga terkena cream yang sengaja disisakan oleh Yesung.

“Kyaaaaaa, uwooooo,” teriak Yera saat keseimbangan tubuhnya goyah setelah ditangkap dan dicium Yesung.

BRUUUKK

Yera terjatuh di atas tubuh Yesung. Saat Yera akan terjatuh Yesung sengaja memutar badan Yera agar tidak terjatuh secara langsung dan tertindihnya.

Wajah Yera dan Yesung berjarak hanya beberapa centi, deru nafas Yera yang sedikit terlonjak terasa begitu hangat di wajah Yesung. Kembali. Adegan itu menjadi tontonan gratis para pengunjung. Yesung sesaat mendekap Yera dan membelainya kemudian menuntunya berdiri.

~oOo~

Mereka telah sampai ke atas menara. Sebelumnya mereka membeli dua gembok cinta dan spidol untuk menulisnya.

Yera menulis beberapa kalimat. “Yesung Love Yera, always together forever.” Yesung pun menulis hal yang tidak jauh dari apa yang Yera tulis. “SARANGHAE YERA-YA”.


Kemudian mereka mengunci gembok tersebut dicelah-celah ribuan gembok yang ada dan mereka membuang kunci gemboknya jauh-jauh agar tercampur dengan kunci lain.

“Kau lelah?” tanya Yesung mengusap ujung kepala Yera.

“Ne, oppa…”

“kkaja kita pulang,” ujar Yesung menggenggam tangan Yera dan Yera hanya mengangguk.

~oOo~

Sesampainya di depan apartemen Yera, Yesung kembali menggendong Yera yang kelelahan. Yesung menempatkan Yera ke sofa.

“Kau beristirahatlah!!” ujar Yesung mengelus rambut Yera.

“Oppa, hati-hati ya di jalan.”

“Ne, saranghae,” ujar Yesung mengecup sekilas bibir Yera.

“Na do oppa,” ujar Yera tersenyum.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Seorang namja bertubuh tinggi kekar dan berlesung pipi membuka sebuah pintu apartemen, di sana terlihat sesosok yeoja yang tengah terbaring di atas sofa yang sedang mendengarkan musik dari ipadnya melalui headset, mata yeoja tersebut terfokus pada layar tv 21 inch yang sedang menyiarkan serial drama.

Yeoja itu pula hanya memakai pakaian santai, beberapa cemilan dan segelas cappucino tergeletak rapi di meja, sesekali yeoja tersebut menyesap cappucino kesukaannya.

“Choi Yera…” panggil seorang namja kepada yeoja yang bernama Choi Yera, tetapi tidak diindahkan oleh Yera.

Satu kali

Dua kali

Tiga kali

tetap tidak diindahkan, kesabaran namja itu pun habis dan berteriak.

“CHOI YERAAAA,” teriak namja itu sembari melepas headset yang terpasang di telinga gadis itu membuat Yera gelagapan.

“Ah? Eh? YAK! Kau bisakah tidak berteriak?” pekik Yera pada namja yang di panggil oppa.

“Kau juga sudah oppa panggil tetapi tetap saja kau acuhkan,” sungut Siwon – namja itu – membuat Yera memberikan cengiran.

“Wae??” tanya Yera to the point.

“Kau tidak sopan sekali, oppa hanya ingin melihat keadaanmu,” ujar Siwon mengacak pelan rambut Yera. Year yang memang merindukan Siwon segera memeluknya.

“Bogoshippoyo oppa,” ujar Yera memeluk Siwon.

“Na do chagi,” ujar Siwon mengecup pucuk kepala Yera.

“Duduklah aku akan menyiapkan makanan kecil untukmu,” ujar Yera berlalu kearah dapur yang tidak jauh dari ruangan tv.

“Yera-ya….” panggil Siwon dengan nada sedikit berteriak.

“Ne… Ada apa?” tanya Yera yang tetap berkutat dengan alat-alat dapur.

“Nanti malam temani oppa menghadiri pesta…”

“Kemana yeojachingumu??”

“Dia sedang sibuk, ayolah…” bujuk Siwon sembari mengutak atik ponselnya.

“Shireo!!!” tolak Yera.

“YAK!! Anggap oppa memaksamu.”

“Dan juga memaksaku memakai gaun dan high heels, huh?” ujar Yera saat sudah duduk di samping Siwon membuat Siwon terlonjak kaget dan reflek menjitak Yera.

“Appo…” ujar Yera sembari meringis memegangi kepalanya yang dijitak Siwon dan mengerucutkan bibirnya.

“Ahahahaha mianhae, kau juga mengagetkan oppa,” sesal Siwon menyodorkan sebuah kotak berwarna merah muda.

“Apa ini??”

“Buka saja,” ujar Siwon menyesap espresso yang disediakan Yera. Saat Yera membuka isi kotak itu ia membulatkan matanya menatap Siwon meminta penjelasan.

“Kenapa? Kau tidak suka?”

“Kau sudah tahu pasti oppa!!”

“Huh, dasar yeoja jadi-jadian!!”

“Kau pendeta jadi-jadian!” ujar Yera segera berlari ke kamarnya sebelum Siwon melayangkan jitakannya lagi.

“Yera-ya,” panggil Siwon dari balik pintu kamar Yera.

“Wae? Kau mau memakaikan gaun ini padaku seperti kita kecil dulu?” sungut Yera sembari cekikikan dari dalam kamarnya.

“Kalau kau mau, oppa akan pakaikan!!” ujar Siwon terkekeh.

“YAK!! Kau tertular virus yadongnya Eunhyuk oppa!” pekik Yera sembari membuka pintu kamarnya dan mencubit perut six pact Siwon.

“Kyaaaa, mimpi apa aku sampai mempunyai yeodongsaeng gila sepertimu?” ujar Siwon kesal.

“Dan mimpi apa aku mempunyai oppa sepertimu?” balas Yera.

“Ahh serahlah!! Asal kau tahu, aku disuruh Yesung hyung untuk memberikan gaun itu kepadamu agar kau juga ikut dalam pesta itu!!” ujar Siwon sembari melangkah dan menghempaskan badanya ke bed Yera.

“Yesung oppa? Lagi?” tanya Yera memastikan dan duduk menghampiri Siwon.

“Sepertinya kau benar-benar harus menjadi yeoja,” ujar Siwon setengah mengejek.

“Apa maksudmu aku bukan yeoja?” ujar Yera menyipitkan matanya dan Siwon hanya mengangkat bahu kemudian tersenyum mengejek.

“Yera-ya, kau tetap tidak ingin memakai gaun ini?” tanya Siwon kemudian ikut duduk di samping Yera.

“Ne oppa, sepertinya aku benar-benar harus berubah,” ujar Yera menghempaskan tubuhnya ke bed.

“Hahahaha itu baru dongsaeng oppa,” ujar Siwon ikut menghempaskan tubuhnya lagi di bed.

“Ppaliwa bersiap-siap. Yesung hyung sudah menunggumu di sana,” ujar Siwon sembari memejamkan matanya.

“Lalu kau kenapa tidak pergi dari kamarku oppa,” pekik Yera tajam.

“Ahahahaha arra!! Oppa juga harus ikut bersiap-siap,” ujar Siwon mencubit pipi Yera dan berlari keluar kamar sebelum Yera menendangnya.

Walaupun saudara, tapi sifat mereka jauh berbeda. Sifat Siwon yang tenang, dewasa dan berwibawa sangat jauh berbeda dengan Yera yang sifatnya tomboy tapi pendiam, ceroboh, cuek, tapi jauh dari dalam dirinya ia terlihat dewasa ketika ada seseorang yang meminta pendapatnya saat susah.

Yera terlihat lebih sama sifatnya dengan Yesung, sama-sama susah ditebak wataknya.

Siwon selesai bersiap-siap, ia memakai setelan jas hitam dan memakai sepatu pantovel. Ia berjalan menuju kamar Yera.

“Yera-ya,” panggil Siwon sambil mengetuk pintu, namun pintu itu justru terbuka. Terlihat di depan meja rias seorang yeoja memakai gaun malam berwarna biru satin panjang sedikit menyapu lantai tanpa lengan tengah berdandan menangani tatanan rambutnya. Yeoja itu pula memakai high heels tinggi 10cm warna senada.

“Neomu yeppeo,” puji Siwon sambil melangkah menghampiri Yera.

“Ah ye, kau Choi Yera bukan? Ahaha yeosaeng oppa rupanya pintar berdandan juga,” ujar Siwon sembari memegang pundak Yera dan Yera hanya tersenyum.

“Ppaliwa, kita hampir terlambat,” tambah Siwon sembari menekuk tangannya ke pinggang tanda agar Yera memegang lengannya.

Sesampainya di depan pintu lift, Siwon gusar, pasalnya lift itu rusak membuat Yera menekuk mulutnya.

“Aish!! Oppa lupa kalau pintu lift sedang rusak.”

“Maksudmu kita harus melewati tangga? KAU GILA oppa! Kau ingat ini di lantai berapa? Lantai 5 oppa, L.I.M.A!! Dan kau menyuruhku menuruni tangga ini!! Apa kau juga lupa aku memakai gaun panjang dan high heels? Kau menyiksaku oppa!! Aku tak mau ikut, Yesung oppa biar aku saja yang memberitahunya,” cerocos Yera panjang lebar.

“Dan kau mau membuatnya kecewa?” satu kalimat membuat Yera terdiam.

“Baiklah, aku menuruti omonganmu demi Yesung oppa bukan karenamu oppa!!” ujar Yera kesal sambil menuju tangga apartement-nya.

“Kau duluan saja, ada barang yang lupa oppa bawa!” ujar Siwon menambah kekesalan Yera.

Yera hanya menghela nafas pasrah, ia merutuki tingkah sang kakak dan menggerutu tak jelas. Namun gerutuan tak jelas itu terhenti manakala melihat tangga apartement-nya dihiasi pita berwarna merah muda dan ada sebuah karpet merah yang sudah ditaburi kelopak mawar. Merasa ini bukan untuknya.

(Karena tadi pagi Yera tahu dari pesan singkat Yesung). Yera menoleh di sekitar tempatnya berdiri dan tidak ada siapa-siapa kecuali dirinya. Ia mengedarkan pandangannya mencari petunjuk seperti yang ia dapatkan tadi pagi agar ia tahu itu untuknya atau bukan. Sebuah gulungan kertas yang tertempel di dinding jatuh menjuntai ke lantai. Tertulis.

Yera-ya, ini semua untukmu.

-Yesung-

Bukannya tersenyum, Yera justru menambah gerutuannya(?).

“Jika ini untukku kenapa kau malah menyuruhku menuruni tangga sambil memakai high heels oppa?” tiba-tiba lampu kelap-kelip menyala di samping gulungan kertas itu membentuk sebuah kalimat.

KAU JANGAN PROTES!!

Membuat Yera ‘menurutinya’.

Dan tiap tangga yang ia lewati, ia mendapat setangkai demi setangkai mawar. Entahlah sudah berapa banyak mawar yang ia dapatkan hari ini, dan semuanya dari Yesung.

Semula rasa kesal yang ada berubah menjadi rasa senang yang tak bisa diungkapkan dengan kata.

~oOo~

Yera telah sampai di parkiran apartement-nya, terlihat ia membawa beberapa tangkai mawar, ia memasuki sebuah mobil audi hitam milik Siwon, sesuai perintah Siwon, ia harus menunggu oppa-nya.

“Agashi, kau sudah siap?” tanya seorang namja memakai topi menutupi wajahnya bersamaan dengan Yera memasuki mobil itu.

“Mianhamnida, mungkin saya salah masuk mobil…” ujar Yera hendak keluar dari mobil itu.

“Kau tidak salah masuk chagiya…” ujar namja itu sembari membuka topinya membuat Yera menahan nafas tanda kesalnya.

“Kau! Siwon oppa! Yak! Kau lewat mana, huh? Jangan bilang kalau kau lewat…” ujar Yera menggantungkan kalimatnya sembari menghempaskan punggungnya ke sandaran jok mobil. Sungguh. Ia dipermainkan oleh dua namja yang ia cintai – Siwon dan Yesung.

Siwon melajukan mobilnya dengan cukup cepat, sesekali ia mencoba menghibur Yera agar tidak kesal lagi oleh ulahnya. Namun hasilnya nihil, Yera tidak meresponnya. Diperjalanan tidak ada suara apapun diantara mereka selain suara mesin mobil.

“Yera-ya…” panggil Siwon memecah keheningan.

“Hemh…” jawab Yera acuh.

“Kita telah sampai,” ujar Siwon berhasil membuat Yera meresponnya.

“Pantai??” jawab Yera sambil melihat ke sekitarnya.

“Ne, tunggulah di sana. Oppa ke dorm dulu menjemput member lainnya. Di sana pula Yesung hyung sudah menunggumu,” ujar Siwon membuat Yera menyipitkan matanya tanda ‘benarkah?’.

Siwon yang mengerti maksud tatapan mata itu buru-buru berbicara untuk meyakinkan Yera.

“Kali ini oppa tidak menjahilimu.”

Benar saja, setelah mendengar ucapan Siwon, Yera tersenyum dan keluar dari mobil.

~oOo~

Yera terus melangkah menyisiri mulut pantai mencari di mana letak pestanya. Ia melihat sebuah meja bundar dengan dua buah kursi saling berhadapan. Di atas meja tersebut terdapat sebuah lilin dan beberapa hiasan juga terdapat bunga.

Merasa itu bukan untuknya, Yera terus berjalan dan berhenti pada suatu tempat, udara malam di pantai sangatlah dingin. Yera mengusap-ngusapkan kedua telapak tangannya untuk menghangatkan diri.

Tak jarang ia pula merapatkan dekapan tangannya. Ia mulai menggerutu sendiri.

“Malam-malam memakai gaun terbuka, tidak membawa mantel, dan hanya sendiri? Katanya Yesung oppa menungguku? Di mana? Tidak ada. Ah Siwon oppa kau menyebalkan.”

Tiba-tiba dari belakang Yera ada seorang namja berpakaian setelan jas hitam melingkarkan tangan kanannya di bagian pinggang Yera serta tangan kirinya melingkar di atas dada Yera memeluk Yera dan menyandarkan kepalanya di bahu Yera.

Merasa tidak aman, Yera mencoba melepaskan tangan namja itu, tapi sia-sia saja, dekapan namja itu semakin kuat.

“Biarkan! Biarkan aku menikmati harum khasmu. Biarkan aku menjadi mantelmu,” ujar namja itu. Yera yang tahu siapa pemilik suara berat tapi terdengar lembut itu membiarkan namja itu memeluknya lebih lama. Mereka memandang deburan ombak dan merasakan hembusan angin malam di pantai.

“Oppa, apa kita tetap seperti ini?” ujar Yera memecah keheningan.

Yesung hanya terkekeh dan mengajak Yera menghampiri sebuah meja yang Yera lihat tadi.

Yesung menarik kursi dan mempersilahkan Yera untuk duduk, kemudian ia juga ikut duduk di hadapan Yera. Yesung menjentikan jarinya dan tibalah sosok namja berpakaian pelayan membawakan hidangan malam untuk mereka. Yera mengernyitkan dahi dan tidak lama kemudian ia tertawa melihat siapa sosok namja itu. Kyuhyun.

“Selamat menikmati,” ujar Kyuhyun tidak ikhlas dan berlalu dari hadapan mereka.

Setelah Kyuhyun pergi, Yera bertanya kepada Yesung.

“Oppa, kau tahu? Sejak pagi tadi, aku penasaran dengan sikapmu yang tiba-tiba romantis.”

“Wae? Kau tak suka?”

“Anni, aku menyukainya. Ini hal menakjubkan yang dilakukan oleh seorang Kim Jong Woon yang pendiam,” ujar Yera yang membuat Yesung mencubit pipinya.

“Apa oppa diajarkan oleh Donghae oppa?” tanya Yera penasaran.

“Anni, ini semua ide oppa dan Siwon, dan kau tahu yang melakukannya semua persiapan ini adalah team yang kalah dalam permainan…”

“Kalah dalam permainan? Maksudmu?” tanya Yera.

“Ne, kau tahu Kyuhyun? Ia bertugas membawamu bunga anggrek dan menjadi pelayan, disusul oleh Leeteuk hyung, Kangin, Eunhyuk, dan Donghae. Mereka melakukan tugasnya masing-masing,” ujar Yesung menjelaskan.

“Jadi kau? Siwon oppa? Sungmin oppa? Shindong oppa? Dan Ryeowook oppa? Diteam yang menang? Lalu tugas kalian apa? Mengawasi mereka??”

“BINGO!!”

“Hahahaha kalian lucu!!”

“Tunggulah!!” perintah Yesung kemudian berlalu dan kembali membawa sebuah biola, biola milik Henry.

“Oppa….” ujar Yera tak percaya.

“Ini kupersembahkan untuk seseorang yang sangat aku cinta. Aku juga melakukan ini untukmu, belajar bermain biola selama satu bulan. Mianhae jika permainanku tidak sebagus Henry,” ujar Yesung dan kemudian memulai menggesek-gesekkan dawai biola sembari bernyanyi, lagu yang pernah dinyanyikan oleh Lee Donghae. My Everything.

The loneliness of nights alone

the search for strength to carry on

my every hope has seemed to die

my eyes had no more tears to cry

then like the sun shining up above

you surrounded me with your endless love

Coz all the things I couldn’t see are now so clear to me

You are my everything

Nothing your love won’t bring

My life is yours alone

The only love I’ve ever known

Your spirit pulls me through

When nothing else will do

Every night I pray

On bended knee

That you will always be

My everything

Now all my hopes and all my dreams

are suddenly reality

you’ve opened up my heart to feel

a kind of love that’s truly real

a guiding light that’ll never fade

there’s not a thing in life that I would ever trade

for the love you give it won’t let go

I hope you’ll always know

You’re the breath of life in me

the only one that sets me free

and you have made my soul complete

for all time (for all time)

You are my everything (you are my everything)

Nothing your love won’t bring (nothing your love won’t bring)

My life is yours alone (alone)

The only love I’ve ever known

Your spirit pulls me through (your spirit pulls me through)

When nothing else will do (when nothing else will do)

Every night I pray (I pray)

On bended knee (on my knee)

That you will always bebe my everything

Usai Yesung bermain biola dan menyanyikan sebuah lagu, ia menghampiri Yera. Ia membisikkan tepat di telinga Yera membuat Yera menggidikkan bulu kuduknya, karena hembusan nafas Yesung teramat terasa. Terasa menggelikan.

“Saengil Chukkahamnida Yera-ya.” itu yang Yesung ucapkan membuat Yera langsung memeluk Yesung.

“Inikah hari spesial yang kau maksud? Gomawo oppa…” bisik Yera.

“Oppa ada hadiah untukmu,” ujar Yesung membuat Yera melepaskan pelukannya.

Yesung merogoh saku. Mengambil sebuah beludru berwarna merah. Yesung berlutut di hadapan Yera, tepat saat Yesung berlutut, semua member Super Junior muncul menyanyikan lagu Marry U.

Love oh baby my girl

Geudaen naui juhnbu nunbushige areumdawoon

Naui shinbu shini jushin suhnmul

Haengbokhangayo geudaeui ggaman nunesuh nunmuri heureujyo

Ggaman muhri pappuri dwel ddaeggajido

Naui sarang naui geudae saranghal guhseul na maengsehalgeyo

Geudaereul saranghandaneun mal pyuhngsaeng maeil

haejugo shipuh

Would you marry me? Nuhl saranghago akkimyuh

saragago shipuh

Geudaega jami deul ddaemada nae pare jaewuhjugo shipuh

Would you marry me? Iruhn naui maeum huhrakhaejullae?

Di bagian tengah lagu member Super Junior menghentikan nyanyiannya, memberikan Yesung kesempatan untuk bicara.

“WOULD YOU MARRY ME?” ujar Yesung membuka beludru itu yang terdapat sebuah kalung emas putih yang berbandul(?) cincin emas putih yang di atas cincin itu dihiasi oleh berlian membentuk bunga anggrek.

Pyuhngsaeng gyuhte isseulge (I do) Nuhl saranghaneun

guhl (I do)

Nungwa biga wado akkyuhjumyuhnsuh (I do)

Nuhreul jikyuhjulge (My love)

Hayan dressreul ibeun geudae tuxedoreul ibeun naui

moseup

Balguhreumeul matchumyuh guhdneun woori juh dalnimgwa byuhre

I swear guhjitmal shiruh uishimshiruh

Saranghaneun naui gongju Stay with me

Wooriga naireul muhguhdo wooseumyuh saragago shipuh

Would you marry me? Naui modeun nareul hamgge

[From: http://www.elyrics.net/read/s/super-junior-lyrics/marry-u-lyrics.html%5D

haejullae?

“I DO…” ujar Yera membuat member Super Junior kembali bernyanyi. Tepat saat Yera akan menjawab, keluarga Yesung hadir menyaksikan anaknya melamar seorang gadis. Yesung memakaikan kalung itu di leher Yera. Siwon memeluk Yera begitu lama dan mengecup kening Yera.

Usai lagu itu, Leeteuk selaku MC dadakan mengomando acara tersebut.

Ia menyuruh Ryeowook dan Sungmin masing-masing membawa sebuah kue coklat dengan di atasnya terdapat angka 22 tahun. Bukan hanya Ryeowook dan Sungmin saja, eomma Yesung juga turut membawa kue tart buatannya spesial untuk ulang tahun sang calon menantu mereka.

Usai Yera make a wish dan meniup enam lilin dari jumlah kue yang ada. Kyuhyun yang masih kesal mencolekkan cream pada wajah Kangin dan terjadilah aksi colek mencolek cream, Yesung dan Yera pun tak luput dari aksi tersebut. Kecuali eomma dan appa Yesung, mereka masih cukup tahu batasan. Pesta yang kecil namun terasa ramai oleh tawa bahagia.

“PERHATIIAAANN!!” ujar Leeteuk menghentikan aksi mereka. Semua orang pun menatap Leeteuk menunggu apa yang ia katakan selanjutnya.

“Gamsahamnida untuk perhatiannya. Selanjutnya adalah acara memberikan hadiah kalian!!”

semua orang bertepuk tangan setelah ucapan Leeteuk itu.

Orang pertama adalah Yesung, ia memberikan sebuah boneka berwarna biru laut.

“Ini untukmu,” ujar Yesung sembari memeluk Yera.

“Lagi??” tanya Yera dan Yesung mengecup sekilas bibir Yera, karena kerah kemejanya ditarik oleh Siwon.

“Hyung!! Hormati dulu oppanya!!” protes Siwon.

Semua orang tertawa melihat tampang kesal dan cengiran Yesung.

“Nae yeodongsaeng, saengil chukkae chagiya, mianhae oppa menjahilimu,” ujar Siwon dan memberikan kado seraya memeluk Yera dan mengecup keningnya.

Disusul oleh eomma dan appa Yesung yang memberikan petuah-petuah mereka dan kado mereka. Leeteuk, Kangin, Shindong, Ryeowook, Donghae, Kyuhyun, Heechul yang datang belakangan karena tugas militernya, semua bergilir mengucapkan selamat dan memeluk Yera, membuat Yesung cemburu dan menarik Yera tepat saat giliran Eunhyuk akan memeluk Yera.

“YAK! Hyung, aku hanya ingin mengucapkan selamat dan memeluk dongsaengku!!” teriak Eunhyuk yang tidak direspon oleh Yesung. Donghae selaku couple-nya justru memeluk Eunhyuk untuk mereda kekesalannya.

~oOo~

Sepasang kekasih ini meninggalkan semua member Super Junior dan keluarga mereka, terus melangkah sampai berhenti di bawah sebuah pohon di pantai.

“Kenapa kau membawaku kesini oppa?”

“Oppa hanya ingin menikmati malam ini berdua denganmu saja chagi,” ujar Yesung sembari memeluk Yera dari belakang dan kembali menyenderkan kepalanya di bahu Yera.

“Kenapa kau suka sekali memelukku dari belakang?” tanya Yera. Sebelum menjawab Yesung tersenyum dahulu.

“Karena aku ingin kau mengenalku bukan dari wajahku, bukan lewat matamu, melainkan hatimu. Yera-ya saranghae.”

“Na do oppa,” ujar Yera tersenyum.

Mereka terus saja menikmati malam, menikmati semilir angin pantai, tak ada suara selain deburan ombak.

“Oppaaa….”

“Hmm…”

“Maukah kau menuruti apa yang aku inginkan?”

“Anything for you beb!!”

“Kalau begitu besok masakan aku sup!!”

“Sup?”

“Ne, sup kura-kura yang terbuat dari ddangko brothers,” ujar Yera seraya melepaskan diri dari pelukan Yesung dan berlari meninggalkannya.

“YAK!! Apa kau berniat balas dendam, huh?” tanya Yesung sambil ikut berlari menyusul Yera.

“Hahaha, kau lupa? Katanya ANYTHING FOR YOU? Lagipula seharian ini kau menjahiliku, dimulai dengan menyuruhku meletuskan balon dan menyuruh Kkoming mendekatiku. Kau tahu pasti aku tak menyukai itu. Dan terakhir kau dan Siwon oppa bersekongkol menyuruhku turun dari lantai 5 lewat tangga, sedangkan aku memakai gaun dan high heels. KALIAN GILAAAA!!” teriak Yera masih berlari dan berhenti sejenak untuk melepaskan high heelsnya.

Mereka terus saling mengejar dan kadang saling menyipratkan air pantai ke satu sama lain. Kejadian itu berhenti saat Yera terpeleset dan tercebur ke dalam air pantai membuat gaunnya basah kuyup.

“HUAHAHAHAHAHAHA.” gelak tawa Yesung membuatnya tak sadar kalau Yera mendekat dan menceburkannya.

“Hahahaha kita impas!!!” ujar Yera sambil menjulurkan lidahnya.

“YAK!!! Awas kay!!!”

Kembali mereka saling mengejar sampai Yesung pura-pura terjatuh dan Yera kembali melihat keadaannya.

“Kena kau!!!” ujar Yesung saat ia menangkap Yera.

“Kau curaaangggg!!!” dengus Yera sambil berdiri dan akan meninggalkan Yesung.

Dengan sigap Yesung menahan tangan Yera. Yesung menatap dengan intens manik mata Yera. Jarak mereka hanya beberapa centi, deru nafas mereka saling beradu dan tanpa mereka sadari bibir mereka beradu. Yesung melumat dengan pelan bibir Yera, Yera pun membalasnya. Mata mereka terpejam dan melonggarkan ciuman mereka sekedar untuk menghirup oksigen.

Mereka kembali melumat satu sama lain. Tangan Yesung merambat ke bagian punggung Yera yang terbuka sekedar untuk mengelusnya, tangan satunya ia tempatkan ke tengkuk Yera untuk memperdalam ciumannya. Ciuman di bawah sinar bulan di pantai.

~oOo~

Di lain tempat sekitar 10 namja sedang berkasak-kusuk, mereka saling menarik tubuh mereka satu sama lain hanya untuk menyaksikan sesautu.

“Anak kecil, tidak boleh melihat,” ujar Eunhyuk menutup mata dua evil – Kyuhyun dan Ryeowook.

“YAK!!! Monyet yadong!!! Adegan begini saja kau bersemangat!!” pekik Kyuhyun

Ya, mereka melihat Yesung dan Yera berciuman.=,=

“Ssttt……” perintah Siwon tepat saat semua member membekap Kyuhyun dan membopongnya.

“Yak!!! Lepaskan aku…..”

THE END