Tittle                                    : SPY

 

Author                                : TurtleShfly

 

Twitter/FB                         : @Shfly_3421 / Nurul FatikhahSaranghaeJinyong

Genre                                  : AU! Action(?), gaje

 

Lenght                                : Multichapter

 

Words                                 : 2,146

 

Cast                                     : Choi Year (Lee Hye Woon), Kim Yesung

 

Support Cast                      : Choi Siwon (Lee Hoo Woon), Lee Eunhyuk

 

Disclaimer                          : FF ini milikku yang ke-5, All Cast milik Tuhan YME, FF waras ke 4 ku. DAN KIM JONG WOON MILIK CHOI YERA, CHOI YERA MILIK KIM JONG WOON (sudah di daftarkan ke KUA)

Gadis itu mengeratkan jaket kulit berwarna hitam yang dipakainya.ia melepaskan kacamata hitam dan tersenyum.

“Masih sama dengan 5 tahun yang lalu….” Gumamnya sembari memakai kembali kacamatanya lantas menarik sebuah koper berwarna biru muda meninggalkan airport

“Yera-ya..” merasa namanya dipanggil, gadis itu menoleh ke belakang. Terlihat seorang pria bertubuh tinggi tegap, berparas tampan. Pria itu memakai celana denim dan kemeja berwarna putih lengkap dengan kacamata hitamnya. Pria itu tersenyum hangat sehingga menampakkan lesung pipi di kedua pipinya. Sungguh menambah daya pikatnya.

Yera hanya berdiri mematung tanpa ekspresi kemudian melepaskan kacamatanya dan menaruhnya di atas kepalanya. Di tumpukkan rambut yang terkuncir asal.

Yera meneliti pria di hadapannya, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Detik kemudian gadis itu menghambur ke pelukan sang pria.

“Bogoshippoyo oppa….” Pria itu hanya terkekeh melihat tingkah dongsaeng-nya yang kembali manja terhadapnya setelah sekian lama terpisah. Semenjak gadis itu memutuskan untuk melanjutkan studi-nya di Amerika.

“Oppa juga merindukanmu, chagi….” Siwon – nama pria itu – menarik hidung Yera dan langsung menggandengnya menuju ferrari hitam yang terparkir sembarang di pelataran airport.

”Kukira kau menyuruh tangan kananmu untuk menjemputku,” cibir Yera membuat tawa kecil terlontar dari mulut Siwon.

”Eunhyuk hyung maksudmu?? Hahahhaha mana mungkin oppa tidak menjemputmu, kau itu dongsaeng oppa satu-satunya. Lagipula bukankah Eunhyuk hyung menyukaimu?? Wajar saja bukan jika ia mau menjemputmu.” Siwon mengerling ke arah Yera yang justru membuat gadis itu ingin sekali menendang keluar Siwon karena telah mengoceh yang tidak penting kepadanya. Ia merutuki kehidupan sebelumnya, kenapa sampai bisa mendapatakan kakak seperti Siwon itu??

”Aku tidak berniat mendengar cerita apapun tentang pria itu.” Yera mendengus kesal lantas lebih memilih mendengarkan musik dari iphone-nya lewat earphone yang ia pakai.

”Arraseo…dan kau akan tinggal bersama oppa. Jangan membantah!!!” ujar Siwon dengan tegasnya ketika terlihat dari sudut matanya Yera hendak mengajukan protes.

”Hemhh…” gadis itu menyandarkan dirinya di sandaran kursi samping kemudi. Matanya terpejam tidak berniat menikmati hiruk pikuk suasana di Korea dan lebih memilih untuk berjalan ke arah mimpi. Siwon yang di sampingnya hanya tersenyum lantas kembali fokus mengemudi.

Yera duduk dengan memandang lekat ke arah Siwon yang sibuk dengan mengurus berkas-berkas di meja kerjanya. Ingin gadis itu membakar berkas-berkas tersebut. Berkas-berkas perusahaan yang tidak ia sukai untuk sekarang. Sebenarnya kalau mood gadis itu sedang dalam kondisi baik, ia pasti bisa membantu Siwon mengingat di Universitas-nya gadis itu mengambil fakultas Ekonomi Managemen. Tetapi untuk sekarang, ia jenuh. Ia terus saja mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Berusaha mencari perhatian sang kakak. Tapi tetap saja Siwon yang memang mempunyaii konsentrasi penuh atas apa yang ia kerjakan tidak mempedulikan ulah sang adik.

Yera mendengus lalu beranjak pergi sampai tangannya tidak sengaja menyenggol sebuah bingkai foto. Untungnya gadis itu mempunyai refleks yang bagus sehingga dengan mudahnya menangkap bingkai foto tersebut yang hampir terjatuh. Jika saja itu terjadi, dipastikan Siwon akan mengamuk karena benda yang ia punya dipegang sembarang. Yera membalikkan bingkai foto itu yang ada di telapak tangannya. Ia tergelak melihat dua sosok orang yang sangat ia rindukan. Matanya tiba-tiba perih dan tidak ia sadari, ia menangis.

Pasalnya dua sosok itu adalah kedua orang tua mereka yang telah lama meninggal. Kedua orang tua yang ia sayangi sekaligus yang ia benci. Ia membenci mereka karena telah membuat hidupnya dan Siwon menderita. Kehidupan yang tak layak untuk usia mereka. Siwon yang saat itu berusia 10 tahun harus berjuang mati-matian mempertahankan hidupnya dan hidup adiknya yang saat itu berusia 5 tahun. Kehidupan mereka yang jauh dari kata aman mengingat ayah mereka – Choi Seung Hyun – adalah ketua mafia terbesar. Mafia yang disegani oleh kelompok yang lain karenakelakuan Seung Hyun dan anggotanyatidak berkeprikemanusiaan.

Mafia yang selalu diburu oleh Secret Korean Agency (SAK). Dan dengan kelihaiannya meloloskan diri, akhirnya SAK bekerjasama dengan FBI. Entah nasib buruk apa yang menyambut Seung Hyun, ia tewas tertembak tepat di jantungnya oleh orang kepercayaannya sendiri. Yang ternyata adalah agen SAK yang di sengaja tugaskan untuk mendekati Seung Hyun guna mencari keberadaan dan kelemahan pria itu. Dan sejak saat itu Siwon dan Yera mengganti nama mereka beserta marga mereka menjadi Lee Hoo Woon dan Lee Hye Woon. Mereka mengikuti marga sang ibu yang sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu siapa, karena semasa hidupnya Seung Hyun mengaku tidak mempunyai istri hanya untuk menjaga keamanan anak-anak dan istrinya. Tapi siapa yang sangka jika identitas ssang anak lah yang diketahui terlebih dahulu sehingga Siwon dan Yera menjadi perburuan, baik SAK dan FBI maupun mafia yang lain yang berniat balas dendam pada Seung Hyun.

Sang ibu meninggal sehari setelah pemakaman Seung Hyun karena rasa cintanya pada suaminnya itu sehingga membuatnya depresi dan memutuskan untuk bunuh diri. Sejak saat  itu keberuntungan berpihak pada Siwon dan Yera. Siwon yang dianugerahi otak yang jenius dalam bidang bisnis mampu merancang bisnisnya yang dimulai kecil-kecilan sehingga sukses sampai sekarang. Siapa yang tidak mengenal Siwon atau Hoo Woon sang pengusaha muda tersukses sekaligus pemilik LEE CORPORATION yang mempunyai cabang hampir di seluruh kota di Korea.

Yera mengusap air matanya. Ia berjalan keluar menuju kamarnya. Sesaat setelah di depan piintu kerja Siwon gadis itu kembali memasang wajah dinginnya. Seiring kepergian ssang adik, Siwon mendongak sebentar lantas tersenyum getir.

”Mr. Jeremy…” panggil seorang pria berambut pirang pada pria yang berpakaian jas lengkap dan mempunyai wajah oriental Asia di sebuah lobi gedung berlantai 3. Pria yang dipanggil Jeremy itu pun menoleh lantas tersenyum dan membungkukkan badannya-sesuai dengan adat negaranya-. Pria berambut pirang pun mengerti karena ia telah lama bekerja sama degan Jeremy.

”Ya..Mr. Michael?? How Are You??” Jeremy berusaha berbasa-basi yang ternyata hanya disambut oleh uluran tangan Michael memberikan sebuah passport dan tiket pesawat penerbangan Korea.

”Penerbangan 2 jam lagi. Identitas mereka akan saya kirim melalui e-mail ketika Anda telah sampai di Korea. Dan yeah, di sana Anda akan ditemani seorang partner yang akan menjemput Anda di airport. Saya harap Anda akan melakukan tugas ini dengan baik sesuai dengan harapan almarhum ayah Anda.”

”Saya mengerti. Terima kasih.” Jeremy lantas kembali membungkukkan badannya sebelum meemutuskan untuk pulang ke apartement-nya. Berpamitan dengan sang ibu dan menyiapkan segala yang ia perlukan untuk pulang ke negaranya. Korea. Negara gingseng yang ia tinggalkan karena sang ayah menungsikan dirinya dan sang ibu dengan alasan demi keamanannya. Dan juga meninggalkan cintanya pada seorang gadis kecil. Gadis kecil yang berusia 5 tahun yang menegurnya ketika ia menangis di Sungai Han karena saat itu ia bertengkar dengan sang ayah. Sebenarnya saat itu ia malu kaarena usianya suddah terbilang bukan anak-anak lagi. 13 tahun, bukankah usia yang menginjak remaja??

Jeremy memekik senang dan menyunggingkan seulas senyum di wajahnya yang selalu terpasang ekspresi dingin ketika tahu ia akan ditugaskan ke Korea. Bukankah dengan kembalinya ia ke Korea, ia juga bisa mencari keberadaan gadis itu dengan hanya berbekal ingatan masa kecil di Sungai Han. Ia berharap gadis itu selalu berkunjung di sungai tersebut. Terlihat saat itu, gadis kecill tersebut sedang meengendarai sepeda kecil besrta perlengkapan lengkap bersepeda. Pria itu melirik arloji-nya yang terpampang angka 10, ia menambah porsche hitamnya agar segera sampai di apartement-nya di wilayah Washington.

”Yera-ya,” panggil seorang p            ria berbadan sedang berwajah taampan dan berambut sedikit kemerahan memakai kaos berekerah berwarna putih di sebuah beranda rumah. Pria itu berlarri kecil menghampiri gadis yang berbalut celana jeans pendek dan sebuah blouse berwarna putih dan dipadu dengan sepatu cats warna senada dengan blouse. Leher jenjang gadis itu terekspos jelas karena ia menggelung rambutnya asal dan membiarkan anak rmabut menari-nari tertiup angin di beranda tersebut membuatnya terlihat…err…seksi. gadis itu mendengus kesal ketika tahu siapa yang memanggilnya. Ia lantas berjalan melewati Eunhyuk yang masih berdiri dengan wajah terkagum-kagum. Ia berusaha berjalan cepat sampai tangan Eunhyuk menahannya di bahu gadis itu. Yera menghentikan langkahnya dan menatap tajam sang pria yang hanya tertawa kecil.

”Hei, beginikah caramu menyapa seseorang?? Bukankah di Amerika cara menyapa dengan memberikan ciuman kecil??” godanya sembari mengerling nakal. Eunhyuk bukan mencoba melecehkan Yera, hanya saja ia ingin bergurau dengan gadis yang ia sukai. Gadis yang mampu mengalihkan dunianya. Gadis yang sampai sekarang tidak membalas perasaannya sehingga cintanya terkena syndrom cinta bertepuk sebelah tangan.

”Cih!! Persetan dengan cara itu!! Aku tidak sudih!!!” ucap Yera ketus membuat pria di hadapannya terkekeh.

Yera lantas melirik tajam tangan Eunhyuk yang masih berada di bahunya. Memintanya untuk melepaskan. Eunhyuk mengerti dan tertawa kecil lantas menarik tangannya dan mengangkat kedua tangannya seperti tanda menyerah.

”Waow.. sepertinya cuaca panas membuatmu meledak-ledak seperti ingin memuntahkan lahar panas. Dan ketika kau marah, kau justru lebih terlihat sexy.” Yera hanya tersenyum sinis. Ia lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya. Eunhyuk menghembusakan napas berat setelah kepergian Yera. Sungguh jauh di lubuk hatinya, ia merasakan perih dan nyeri merasakan perlakuan Yera terhadapnya. Tetapi karena rasa cintanya yang kuat, ia dengan sukarela merasakan perlakuan Yera. Baginya tak apa jika Yera memperlakukan dirinya seperti itu asalkan kebahagiaan selalu menyertai gadis itu.

”Hyung….” panggil Siwon membuat Eunhyuk yang masih memperhatikan langkah Yera tersentak.

”Yeah?? Siwon-ah, Yera kapan kembali ke Korea??”

”Hyung, tolong jangan panggil nama asli kami. Kau tahu bukan?? Panggil aku Hoo Woon dan Yera dengan Hye Woon.” Siwon menepuk pelan bahu Eunhyuk.

”Arraseo.. mianhae,” sesalnya. Bagaimanapun juga Eunhyuk tahu cerita kehidupan mereka seperti apa. Karena Eunhyuk pun adalah salah satu anak dari adik sepupu Seung Hyun. Lee Ji Hoon. Lee Ji Hoon sebenarnya mempunyai dua orang putra yang diberi nama Lee Eunhyuk dan Lee Donghae. Namun saat peristiwa itu pula putra bungsu Ji Hoon pergi entah kemana bersama dengan istrinya. Istrinya hanya membawa Donghae karena Eunhyuk saat itu sedang pergi bermain dengan Siwon.

”Sudahlah tak apa. Tentang pertanyaanmu, Hye Woon kembali kemarin sore.  Kau ada apa kesini hyung??”

”Eoh?? Aku kemari hanya ingin mengajakmu mengecek persediaan persenjataan kita. Kau ada perlu kah??”

”Anniya… kkajja!!!” saat mereka hendak pergi mataa mereka tertumbuk pada sosok Yera yang berpakaian berbeda dari semula. Penampilan gadis itu lebih casual. Jeans panjang dan kaus pendek dirangkap dengan jacket hitamnya. Ia juga memakai sepatu cats berwarna biru. Tak lupa gadis itu pula memakai kacamata hitamnya dengan rambut bergelombang dibiarkannya tergerai.

”Hye Woon-ah, kau mau kemana??” tanya Siwon penasaran.

”Aku mau ke airport, menjemput temanku,” jawabnya dengan begitu hangat sembari tersenyum. Eunhyuk tergelak, ini pertama kalinya ia melihat senyuman hangat yang disunggingkan oleh Yera, yah walaupun senyuman itu bukan untuknya, ia justru merasa bahwa senyuman itu ditujukan padanya.

”Mau kuantar??” tanya Eunhyuk. Yera menggeleng keras lantas berjalan meninggalkan mereka. Eunhyuk kembali tersenyum getir. Siwon yang tahu perasaan Eunhyuk sebenarnya hanya menepuk pundak Eunhyuk menciba menguatkannya dari perlakuan dingin Yera.

”Benar kau mau kembali??” tanya Song Seung Ah pada anaknya yang sedang memsukkan beberapa pakaian ke koper hitam yang tergeletak di bed anaknya.

”Nde eomma, ini tugasku.” pria itu berlutut dan menumpukan tangannya di pangkuan sang ibu disusul dengan kepalanya yang ia baringkan.

”Jeremy…anni….Yesung-ah, sesampainya di sana kau harus menempati rumah kita, nde??” Seung Ah mengelus rambut anaknya. Ada perasaan tidak rela yang menyelimuti ketika melihat anaknya harus pergi demi tugas yang cukup berat. Ia takut jika sesuatu yang terjadi pada suaminya – Kim Woo Bin – terjadi juga pada anak satu-satunya.

Kim Woo Bin ditemukan tewas di dalam ruang kerjanya tanpa wasiat apapun atau lebih tepatnya seperti ada yang sengaja disembunyikan dan dirahasiakan sampai mati. Seung Ah yang saat itu hendak memanggil Woo Bin untuk makan malam berteriak histeris melihat tubuh tanpa nyawa suaminya. Diduga Woo Bin tewas karena aksi bunuh diri yang terlihat dari sayatan di pergelangan tangannya. Oleh kareena itu Seung Ah tidak ingin Yesung mengikuti jejak Woo Bin dan hanya cukup sampai mengikuti profesi sang ayah.

Seung Ah beranjak keluar menuju kamarnya dan kembali lagi sembari membawa sebuah kotak kayu dan memberikannya pada Yesung. Yesung kemudian membukanya dan ia terhenyak lantas memandang lekat wajah sang ibu untuk meminta penjelasan dari benda yang ia lihat.

”Ini adalah kalung yang dititipkan pada ayahmu dari atasannya untuk diberikan pada anak gadisnya.” Yesung mengernyitkan dahi. Bukankah selama ini ayahnya adalah seorang direktur?? Yaa.. di samping profesinya menjaddi agen SAK.

”Jika kau ingin tahu siapa gadis itu. Ibu juga tidak tahu. Ayahmu hanya berpesan seperti itu atasan ayahmu saja ibu tidak tahu. Tetapi sehari sebelum ayahmu meninggal, beliau bercerita kalau ia dan atasannya sangatlah dekat sebelum ia menyelesaikan tugas dari SAK dan FBI.” Seung Ah menghembuskan napas berat karena telah mengingat kenangan pahit itu. Yesung yang menyadari perubahan wajah Seung Ah menutup mulutnya untuk semakin bertanya walaupun dalam otaknya ia terus saja berputar pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada sang ibu. Ia tidak mau jika ibunya itu membuka lebih dalam luka lama yang telah sedikit demi sedikit tertutup.

Yesung menyeret kopernya sembari mencari-cari seseorang yang menjemputnya dan juga sebagai partner-nya. Ia ingat ucpan Mr. Michael lewat pesan yang dikirim ke ponselnya. Seorang gadis. Yesung mendesah, haruskah seorang gadis?? Bukankah dengan adanya seorang gadis di samping pria yang notebene sedang menjalani tugas penting malah justru membuat sang pria repot??

”Yang benar saja… sehebat apa gadis itu sehingga Mr. Michael mempercayainya untuk menjadi partner-ku!!” gerutu Yesung sembari berjalan mondar-mandir tanpa arah sampai sebuah tangan menghentikannya. Yesung tersentak, lantas memutar tubuhnya dan ia terhenyak lantaran seorang gadis di hadapannya. Cantik. Itulah kata yang melintas di pikiran Yesung saat pertama kali melihatnya. Kelopak matanya bahkan sampai lupa untuk bagaimana cara berkedip. Bukankah itu sangatlah wajar bagi seorang pria??